Kamis, 29 November 2018

Materi MTK Kelas 4 Tentang Mengenal Sifat-sifat Operasi Hitungan

Materi MTK Kelas 4 Tentang Mengenal Sifat-sifat Operasi Hitungan





Sifat-sifat operasi hitung sangat berguna untuk mempelajari matematika kedepannya dan juga berguna menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. misalnya dalam berbelanja. Dengan mengetahui sifat-sifat operasi hitung akan mempersingkat dalam penghitungan angka.


Sifat-sifat operasi hitung ada tiga yaitu; sifat komunitatif, sifat asosiatif, sifat distributif. Jadi Simaklahlah pembahasan dan soal di bawah ini.

A. Sifat Komunitatif (Pertukaran)

Sifat Komunitatif adalah penghitungan yang saling tertukar pengurutannya dalam menjumlahkan maupun mengalikan tetapi menghasilkan nilai yang sama jika dikali maupun dikali. Sifat Komunitatif Sangat penting karena kita mengetahui hasil yang sama ketika kita melakukan penghitungan. Ini Sangat berguna dalam Kehidupan Sehari-hari karena kita akan menggunakan sifat operasi hitung ini untuk melakukan kegiatan seperti membeli suatu.
Andi membeli 5 pulpen dan dia membeli 3 pulpen lagi akan sama hasilnya dengan
Andi membeli 3 pulpen dan dia membeli 5 pulpen lagi.
Coba kalian hitung hasilnya sama bukan.
5 + 3 = 8 / 3 + 5 = 8

Sifat komunitatif hanya dapat dilakukan oleh operasi hitung menjumlahkan dan mengalikan saja.
1. Sifat Komunitatif Pada Penjumlahan
6 + 4 / 4 + 6
9 + 0 / 0 + 9
13 + 2 / 2 + 13
dari itu semua kita dapatkan hasil yang sama pada ruas kiri dan ruas kanan.
Coba kita jumlahkan;
6 + 4 = 9 / 4 + 6 = 9 (Lihat angka yang tebal)
9 + 0 = 9 / 0 + 9 = 9 (Lihat angka yang tebal)
13 + 2 = 15 / 2 + 13 = 15 (Lihat angka yang tebal)
Jadi, walaupun cara pengerjaannya berbeda, tetapi kalian tetap mendapatkan hasil yang sama. Inilah yang dinamakan sifat Komunitatif.

Coba Kalian kerjakan soal sifat komunitatif pada penjumlahan di bawah ini;
a. 4 + 5 = 5 + ….. (Contoh Soal: 4 + 5 = 5 + 4, hasilnya angka tebal)
b. 90 + 10 = 10 + …..
c. 400 + 600 = 600 + …..
d. 138 + 700 = 700 + …..
e. 300 + 900 = ….. + 300
f. 130 + 350 = ….. + 130
g. 175 + 165 = ….. + 175
h. 64 + 105 = ….. + 64
i. 452 + ….. = 50 + 452
h. 48 + ….. = 95 + 48
I. 330 + ….. = 4.275 + 330
j. 790 + ….. = 320 + 790
k. ….. + 500 = 500 + 750
l. ….. + 1.350 = 1.350 + 8
m. ….. + 722 = 722 + 17
Untuk mengetahui jawaban soal komunitatif, kalian bisa lihat di bawah postingan ini.


2. Sifat Komunitatif Pada Perkalian
7 x 5 / 5 x 7
2 x 4 / 4 x 2
6 x 7 / 7 x 6
Dari perkalian ini kita dapat memastikan bahwa perkalian pada ruas kiri sama dengan hasilnya dengan ruas kanan. Lihat di bawah ini agar lebih memahaminya.
7 x 5 = 35 / 5 x 7 = 35
2 x 4 = 8 / 4 x 2 = 8
6 x 7 = 42 / 7 x 6 = 42
Sama halnya dengan penjumlahan, pada perkalian juga dapat menghasilkan hasil yang sama meskipun perkaliannya dibalik walaupun angkanya bagaimanapun.

Untuk lebih memahami, kerjakan soal komunitatif pada perkalian di bawah ini;
a. 8 x 5 = 5 x ….. (Contoh Soal: 8 x 5 = 5 x 8, hasilnya angka ditebali)
b. 7 x 190 = 190 x …..
c. 9 x 360 = ….. x 9
d. 7 x 75 = 75 x …..
e. 10 x 500 = 500 x …..
f. 10 x ….. = 160 x 10
g. 135 x ….. = 7 x 135
h. ….. x 8 = 8 x 75
i. ….. x 6 = 6 x 300
j. ….. x 73 = 73 x 70
Untuk jawaban soal sifat komunitatif pada perkalian, kalian bisa lihat di bawah postingan ini.

B. Sifat Asosiatif (Pengelompokan)

Sifat Asosiatif adalah penghitungan yang pengelompokkannya berbeda dalam penjumlahan dan perkalian tetapi menghasilkan hasil yang sama. Sifat Asosisatif ini akan membuat kita tahu bahwa dalam menghitung dengan mana yang didahulukan dapat menghasilkan hasil yang sama, tetapi ini hanya dapat untuk penjumlahan dan perkalian bukan operasi campuran, pengurangan, maupun pembagian
1. Sifat Asosiatif Pada Penjumlahan
(3 + 4) + 5 / 3 + (4 + 5)
(8 + 7) + 6 / 8 + (7 + 6)
(6 + 4) + 8 / 6 + (4 + 8)
Coba kalian hitung dari yang dikurung terlebih dahulu, dan cocokan hasil ruas kiri dan ruas kanan apakah hasilnya sama. Dari semua ini dipastikan bahwa hasil ruas kir dan kanan sama, coba kalian lihat di bawah ini;
(3 + 4) + 5 = 12 / 3 + (4 + 5) = 12
7 + 5 = 12 / 3 + 9 = 12

(8 + 7) + 6 = 21 / 8 + (7 + 6) = 21
15 + 6 = 21 / 8 + 13 = 21

(6 + 4) + 8 = 18 / 6 + (4 + 8) = 18
10 + 8 = 18 / 6 + 12 = 18

Hasil kiri dan kanan sama dan inilah yang disebut dengan asosiatif karena yang didahulukan berbeda, tetapi hasilnya sama (lihat angka yang ditebali).

Untuk lebih memahami, kerjakan soal sifat asosiatif pada penjumlahan di bawah ini;
a. (500 + 300) + 75 = 500 + (….. + 75)
Contoh Soal; (500 + 300) + 75 = 500 + (300 + 75)-- hasilnya angka ditebali.
b. (35 + 160) + 38 = 35 + (….. + 38)
c. (200 + 85) + ….. = 200 + (85 + 35)
d. (60 + 135) + ….. = 60 + (135 + 30)
e. (75 + 85) + ….. = 75 + (85 + 50)
f. (10 + …..) + 30 = 10 + (20 + 30)
Untuk jawaban soal sifat asosiatif pada penjumlahan, kalian bisa lihat di bawah postingan ini.

2. Sifat Asosiatif Pada Perkalian
5 x (6 x 9) / (5 x 6) x 9
6 x (4 x 2) / (6 x 4) x 2
7 x (5 x 3) / (7 x 5) x 3
Sama dengan penjumlahan, hasil ruas kiri dan kanan sama. Untuk jelasnya lihat di bawah ini;
5 x (6 x 9) = 270 / (5 x 6) x 9 = 270
5 x 54 = 270 / 30 x 9 = 270

6 x (4 x 2) = 48 / (6 x 4) x 2 = 48
6 x 8 = 48 / 24 x 2 = 48

7 x (5 x 3) = 105 / (7 x 5) x 3 = 105
7 x 15 = 105 / 35 x 3 = 105
Hasil yang dikalikan pada ruas kiri dan kanan sama. Ini membuktikan sifat asosiatif pada perkalian ini (lihat angka yang ditebali).

Untuk lebih memahami, kerjakanlah soal sifat asosiatif pada perkalian di bawah ini;
a. (3 x 4) x 5 = 3 x (4 x …..)
Contoh Soal; a. (3 x 4) x 5 = 3 x (4 x 5), lihat angka yang ditebali
b. (2 x 5) x 6 = 2 x (5 x …..)
c. (8 x 6) x 7 = 8 x (….. x 7)
d. (1 x7) x 8 = 1 x (….. x 8)
e. (5 x 2) x 3 = ….. x (2 x 3)
f. (5 x 2) x 4 = 5 x (….. x 4)
g. (3 x 7) x 1 = 3 x (7 x …..)
h. (4 x 5) x 6 = ….. x (5 x 6)
j. (6 x 4) x 3 = 6 x (4 x …..)
k. (5 x 3) x 1 = 5 x (3 x …..)
Untuk jawaban soal sifat asosiatif pada perkalian, bisa kalian lihat di bawah postingan ini.

C. Sifat Distributif (Penyebaran)

Sifat Distributif dapat mempersingkat dalam pengerjaan operasi campuran. Pada pelajaran SMP, sifat distributif sangat berguna pada pelajaran aljabar. Sifat distributif hanya bisa dilakukan jika dalam operasi hitung campuran pada perkalian dengan penjumlahan atau pada perkalian dengan pengurangan.
1. Sifat Distributif Pada Perkalian Terhadap Penjumlahan
5 x (3 + 2) = (5 x 3) + (5 x 2) – Bilangan 5 disebar (lihat angka yang ditebali)
4 x (6 + 3) = (4 x 6) + (4 x 3) – Bilangan 3 disebar
7 x (2 + 1) = (7 x 2) + (7 x 1) – Bilangan 7 disebar
Bilangan-bilangan itu disebarkan menghasilkan hasil yang sama antara ruas kiri dan kanan. Inilah yang namanya distributif. Untuk membuktikan bahwa ruas kiri dan kanan sama, kita dapat lihat dibawah ini;
5 x (3 + 2) = 25 / (5 x 3) + (5 x 2) = 25
5 x 5 = 25 / 15 + 10 = 25

4 x (6 + 3) = 36 / (4 x 6) + (4 x 3) = 36
4 x 9 = 36 / 24 + 12 = 36

7 x (2 + 1) = 21 / (7 x 2) + (7 x 1) = 21
7 X 3 = 21 / 14 + 7 = 21
Terbukti hasil ruas kiri dan kanan sama.

Untuk lebih memahami, Kerjakan soal sifat distributif pada perkalian terhadap penjumlahan di bawah ini;
a. 3 x (8 + 7) = (3 x 8) + (3 X …..)
Contoh Soal; 3 x (8 + 7) = (3 x 8) + (3 X 7) – lihat pola sebaran di penjelasan di atas dan perhatikan angka yang ditebali.
b. 9 x (10 +7) = (9 x 10) + (9 x …..)
c. 10 x (7 + 5) = (10 x 7) + (10 x …..)
d. 6 x (3 + 9) = (6 x 3) + (6 x …..)
e. 8 x (7 + 6) = (8 x 7) + (….. x 6)
f. 7 x (5 + 4) = (7 x 5) + (….. x 4)
g. 9 x (8 + 4) = (9 x 8) + (….. x 4)
h. 3 x (9 + 7) = (3 x …..) + (3 x 7)
i. 10 x (8 + 6) = (10 x …..) + (10 x 6)
Untuk mengetahui jawaban soal sifat distributif pada perkalian terhadap penjumlahan, lihatlah di bawah postingan ini.

2. Sifat Distributif Pada Perkalian Terhadap Pengurangan
4 x (15 – 5) = (4 x 15) – (4 x 5) – disebarkan angka 4
5 x (9 – 4) = (5 x 9) – (5 x 4) – disebarkan angka 5
3 x (14 – 6) = (3 x 14) – (3 x 6) – disebarkan angka 3
Lihat sebaran angka di atas dan jumlahkan ruas kiri dan ruas kanan untuk mengetahui hasilnya sama atau tidak. Coba lihat hasil di bawah ini;
4 x (15 – 5) = 40 / (4 x 15) – (4 x 5) = 40
4 x 10 = 40 / 60 - 20 = 40

5 x (9 – 4) = 25 / (5 x 9) – (5 x 4) = 25
5 x 5 = 25 / 45 - 20 = 25

3 x (14 – 6) = 24 / (3 x 14) – (3 x 6) = 24
3 x 8 = 24 / 42 - 18 = 24
Hasil antara ruas kiri dan kanan sama. Jadi berlaku sifat distributif.

Untuk lebih memahami, kerjakanlah soal sifat distributif pada perkalian terhadap pengurangan di bawah ini.
a. 4 x (15 – 5) = (4 x 15) – (4 x …..)
Contoh Soal; 4 x (15 – 5) = (4 x 15) – (4 x 5) – lihat angka yang ditebali
b. 5 x (10 – 6) = (5 x 10) – (5 x …..)
c. 4 x (20 - 3) = (4 x 20) – (4 x …..)
d. 7 x (24 - 4) = (7 x 24) – (….. x 4)
e. 3 x (8 - 4) = (3 x 8) – (….. x 4)
f. 5 x (35 - 10) = (5 x 35) – (….. x 10)
g. (6 – 2) x 7 = (2 x …..) - (2 x 7)
Contoh Soal; (6 – 2) x 7 = (6 x 7) - (2 x 7) --- disebarkan 7, jawabannya ditebali.
h. (12 – 6) x 4 = (12 x …..) – (6 x 4)
i. (15 – 4) x 3 = (15 x …..) – (4 x 3)
j. (32 – 12) x ….. = (32 x 2) – (12 x 2)
k. (95 – 5) x ….. = (95 x 5) – (5 x 5)
l. (70 – 10) x ….. = (70 x 3) – (20 x 3)
Untuk Jawaban soal distributif perkalian pada pengurangan, kalian bisa lihat di bawah postingan ini.


Materi IPS Kelas 6 Tentang Kegiatan Ekspor dan Impor


Kegiatan Ekspor dan Impor | Tujuan Ekspor dan Impor | Pengertian Ekspor dan Impor Berikut Penjelasannya : Kegiatan perdagangan internasional melibatkan minimal dua pihak, yaitu eksportir dan importir. pengertian ekspor dan pengertian impor menurut para ahli telah mendefinisikan yang telah disimpulkan dimana ekspor dan impor memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing dan ekspor dan impor juga sangat bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi, dilihat dari tujuan ekspor dan impor tersebut, Untuk mengetahui pengertian, tujuan, manfaat kegiatan ekspor dan impor dan faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor dan impor dapat dilihat seperti dibawah ini.


A. EKSPOR





Banyak orang atau badan hukum yang melakukan penjualan barang ke luar negeri. Kegiatan tersebut disebut ekspor, dan orang atau badan yang melakukannya dinamakan eksportir. Tujuan eksportir adalah untuk memperoleh keuntungan. Harga barang-barang yang diekspor tersebut di luar negeri lebih mahal dibandingkan dengan di dalam negeri. Jika tidak lebih mahal, eksportir tidak tertarik untuk mengekspor barang yang bersangkutan. Tanpa kondisi itu, kegiatan ekspor tidak akan menghasilkan- keuntungan.
Dengan adanya ekspor, pemerintah memperoleh pendapatan berupa devisa. Semakin banyak ekspor semakin besar devisa yang diperoleh negara. Secara garis besar, barang-barang yang diekspor oleh Indonesia terdiri atas dua macam, yaitu minyak bumi dan gas alam (migas) dan nonmigas. Barang-barang yang termasuk migas antara lain minyak tanah, bensin, solar, dan elpiji. Adapun barang-barang yang termasuk nonmigas sebagai berikut.
  • 1) Hasil pertanian dan perkebunan. Contohnya, karet, kopi, dan kopra.
  • 2) Hasil laut terutama ikan dan kerang.
  • 3) Hasil industri. Contohnya kayu lapis, konfeksi, minyak kelapa sawit, meubel, bahan-bahan kimia, pupuk, dan kertas.
  • 4) Hasil tambang nonmigas. Contohnya bijih nekel, bijih tembaga, dan batubara.;

1. Faktor yang mempengaruhi perkembangan ekspor suatu negara 

Banyak faktor yang dapat memengaruhi perkembangan ekspor suatu negara. Faktor-faktor tersebut ada yang berasal dan dalam negeri maupun keadaan di luar negeri. Beberapa Faktor tersebut adalah sebagai berikut.

1) Kebijakan pemerintah di bidang perdagangan luar negeri Apabila pemerintah memberikan kemudahan kepada para eksportir, eksportir terdorong untuk meningkatkan ekspor. Kemudahan-kemudahan tersebut antara lain penyederhanaan prosedur ekspor, penghapusan berbagai biaya ekspor, pemberian fasilitas produksi barang-barang ekspor, dan penyediaan sarana ekspor.

2) Keadaan pasar di luar negeri dalam negeri Kekuatan permintaan dan penawaran dan berbagai negara dapat memengaruhi harga di pasar dunia. Apabila jumlah barang yang diminta di pasar dunia lebih banyak dari pada jumlah barang yang ditawarkan, maka harga cenderung naik. Keadaan ini akan mendorong para ekportir untuk meningkatkan ekspornya

3) Kelincahan eksportir untuk memanfaatkan peluang pasar
Eksportir harus pandai mencari dan memanfaatkan peluang pasar. Dengan kepandaian tersebut, mereka dapat memperoleh wilayah pemasaran yang luas. Oleh karena itu, para eksportir harus ahli di bidang strategi pemasaran.

2. Untuk mengembangkan ekspor, pemerintah dapat menerapkan kebijakan-kebijakan sebagai berikut.

1) Menambah macam barang ekspor
Misalnya, semula niengekspor kelapa sawit, sekarang mengekspor kelapa sawit dan minyak kelapa sawit. Adapun penganekaragaman honisontal berarti menambah macam barang yang diekspor dengan barang yang tidak merupakan produk lanjutan dan barang lama.

2) Memberi fasilitas kepada produsen barang ekspor Agar ekspor meningkat, pemenintah perlu membenikan fasilitas kepada produsen barang ekspor. Misalnya, memperbanyak bahan produksi dengan harga murah. Jika harga bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi barang ekspor murah, harga barang ekspor tersebut di dalam negeri juga murah.

3) Mengendalikan harga produk ekspor di dalam negeri Pemerintah meningkatkan ekspor dengan mengusahakan harga di dalam negeri lebih murah. Cara yang ditempuh antara lain menekan laju inflasi dan menciptakan tingkat bunga pinjaman yang nendah.

4) Menciptakan iklim usaha yang kondusif
Pemerintah mendorong peningkatan ekspor dengan memberikan kemudahan-kemudahan misalnya penyederhanaan tata cara atau prosedur ekspor dan penurunan bea ekspor.



5) Menjaga kestabilan kurs valuta asing Kestabilan kurs valuta asing mempermudah para pedagang internasional dalam meramal nilai rupiah dan hasil ekspornya. Dengan kepastian nilai rupiah ini, para eksportir menjadi lebih mudah dalam menentukan harga tawar menawar di pasar internasional. Keadaan ini menghilangkan keraguan eksportir untuk melakukan perdagangan internasional.

6) Pembuatan perjanjian dagang internasional Beberapa negara sering melakukan perjanjian dagang untuk memperoleh kepastian. Perjanjian tersebut mencakup kesediaan masing-masing negara untuk menjadi pembeli atau penjual suatu barang. Dengan peianjian ini, masing-masing negara memperoleh keuntungan yaitu: penjual dapat mempunyai pasar yang pasti, dan pembeli dapat mempunyai penjual yang pasti

.
7) Peningkatan promosi dagang di luar negeri
Untuk mengenalkan produk dalam negeri di pasaran internasional, sering dilakukan promosi dagang. Pelaksanaan promosi dapat berupa kegiatan pameran dagang, festival olah raga, seni, maupun kegiatan laiñnya yang dapat berfungsi promosi. Promosi dagang tersebut dilakukan oleh individu, lembaga swasta, maupun pemerintah. Selain itu, pemerintah maupun Kamar Dagang dan Industri (KADIN) menangani promosi dan pusat informasi dagang di luar negeri. Misalnya kantor-kantor pusat promosi dagang Indonesia atau Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC ) yang mengusahakan agar produk-produk Indonesia dikenal di luar negeri.

8) Penyuluhan kepada pelaku ekonomi
Untuk meningkatkan ekspor, pemerintah memberikan penyuluhan kepada pengusaha kecil dan menengah tentang tata cara melakukan ekspor. Banyak produk masyarakat yang diminati pembeli mancanegara, namun karena banyak pengusaha kecil dan menengah tidak mengetahui bagaimana cara mengekspornya maka tidak diekspor produk tersebut


3.  Manfaat Kegiatan Ekspor

Kegiatan ekspor membawa banyak manfaat bagi masyarakat. Berikut ini beberapa manfaat kegiatan ekspor sebagai berikut...


a. Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia
Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk Indonesia ke luar negeri.
Misalnya, pakaian batik merupakan salah satu produk Indonesia yang mulai dikenal oleh masyarakat dunia. Apabila permintaan terhadap pakaian batik buatan Indonesia semakin meningkat, pendapatan para produsen batik semakin besar.
Dengan demikian, kegiatan produksi batik di Indonesia akan semakin berkembang.
b. Menambah Devisa Negara
Perdagangan antarnegara memungkinkan eksportir Indonesia untuk menjual barang kepada masyarakat luar negeri. Transaksi ini dapat menambah penerimaan devisa negara. Dengan demikian, kekayaan negara bertambah karena devisa merupakan salah satu sumber penerimaan negara.
c. Memperluas Lapangan Kerja
Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
Dengan semakin luasnya pasar bagi produk Indonesia, kegiatan produksi di dalam negeri akan meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin luas.



B. IMPOR
Banyak orang atau lembaga yang membeli barang dan luar negeri untuk dijual lagi di dalam negeri. Kegiatan ini disebut dengan impor, dan orang atau lembaga yang melakukan impor disebut importir. Importir melakukan kegiatan impor karena menginginkan laba. Kegiatan impor dilakukan jika harga barang yang bersangkutan di luar negeri lebih murah. Harga yang lebih murah tersebut karena antara lain:

1) negara penghasil mempunyai sumber daya alam yang lebth banyak,
2). negara penghasil bisa memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah, dan
3). negara penghasil bisa memproduksi barang dengan jumlah yang lebih banyak.
Kegiatan impor mempunyai dampak positif dan negatif terhadap perekonomian dan masyarakat. Untuk meliridungi produsen di dalam negeri, biasanya suatu negara membatasi jumlah (kuota) impor. Selain untuk melindungi produsen dalam negeri, pembatasan impor juga mempunyai dampak yang lebih luas terhadap perekonomian suatu negara. Dampak positif pembatasan impor tersebut secara umum sebagai berikut:

1) Menumbuhkan rasa cinta produksi dalam negeri.
2) Mengurangi keluamya devisa ke luar negeri.
3) Mengurangi ketergantungan terhadap barang-barang impor.
4) Memperkuat posisi neraca pembayaran.
Negara yang melakukan pembatasan impor juga menerima dampak yang tidak diinginkan. Dampak negatifnya sebagai berikut:

1) Jika terjadi aksi balas-membalas kegiatan pembatasan kuota impor, maka perdagangan internasional menjadi lesu. Dampak selanjutnya adalah, terganggunya pertumbuhan perekonomian negara-negara yang bersangkutan.

2) Karena produsen dalam negeri merasa tidak mempunyai pesaing, mereka cenderung kurang efisien dalam produksinya. Bahkan tidak hanya itu, produsen juga kurang tertantang untuk meningkatkan mutu produksinya. Kegiatan pembatasan kuota impor oleh suatu negara dapat mengakibatkan tindakan balasan bagi negara yang merasa dirugikan.



1.  Manfaat Kegiatan Impor 

Kegiatan Impor juga Memiliki Manfaat seperti dibawah ini...

a. Memperoleh Barang dan Jasa yang Tidak Bisa Dihasilkan Setiap negara memiliki sumber daya alam dan kemampuan sumber daya manusia yang berbeda-beda. Misalnya, keadaan alam Indonesia tidak bisa menghasilkan gandum dan Amerika tidak bisa menghasilkan kelapa sawit. Perdagangan antarnegara mampu mengatasi persoalan tersebut. Perdagangan antarnegara memungkinkan Indonesia untuk memperoleh gandum dan Amerika memperoleh minyak kelapa sawit.
Perdagangan antarnegara akan bisa mendatangkan barang-barang yang belum dapat dihasilkan di dalam negeri. Misalnya Indonesia belum mampu memproduksi mesin-mesin berat. Oleh karena itu, Indonesia melakukan perdagangan dengan Amerika, Jepang, Cina dan Korea Selatan dalam pengadaan alat-alat tersebut.

b. Memperoleh Teknologi Modern Proses produksi dapat dipermudah dengan adanya teknologi modern. Misalnya, penggunaan mesin las pada pabrik perakitan sepeda motor. Mesin ini mempermudah proses penyambungan kerangka motor. Contoh lainnya adalah mesin fotokopi laser. Mesin ini bisa menggandakan dokumen dengan lebih cepat dan jelas.

Tingkat teknologi di negara kita umumnya masih sederhana. Pengembangan teknologi masih lambat karena rendahnya kualitas sumber daya manusia. Untuk mendukung kegiatan produksi, kita dapat mengimpor teknologi dari luar negeri.
Dalam perdagangan biasanya terjadi pertukaran informasi. Dari saling bertukar informasi ini, Indonesia dapat belajar teknik produksi baru dan pemanfaatan teknologi modern.

c. Memperoleh Bahan Baku
Setiap kegiatan usaha pasti membutuhkan bahan baku. Untuk memproduksi mobil dibutuhkan besi dan baja. Untuk memproduksi ember, mangkuk, dan kursi plastik dibutuhkan plastik. Tidak semua bahan baku produksi tersebut dihasilkan di dalam negeri. Mungkin ada yang diproduksi di dalam negeri, tetapi harganya lebih mahal. Pengusaha tentu lebih menyukai bahan baku yang harganya lebih murah. Demi kelangsungan produksi, pengusaha harus menjaga pasokan bahan bakunya. Salah satu caranya dengan mengimpor bahan baku dari luar negeri.

Materi IPS Kelas 4 Tentang Peta dan Komponennya



Peta Dan Komponennya

A. Pengertian Peta

Peta adalah gambar sebagian atau keseluruhan permukaan bumi dengan perbandingan tertentu. Perbandingan inilah yang disebut dengan skala. Skala mempunyai arti perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi. Peta dibuat dengan skala tertentu supaya dapat menggambarkan keadaan di permukaan bumi dengan ukuran yang tepat.


Bagaimana peta dibuat? Pada jaman dahulu Para ilmuwan mengembara ke berbagai tempat semua bagian bumi. Mereka mencoba menggambar rute perjalanan mereka menjadi peta sederhana. Ketika peralatan semakin canggih, para ilmuwan bisa memotret bumi dari atas dengan mudah. Selain dengan pesawat, satelit juga bisa digunakan untuk memotret. Dari potret itu dibuatlah peta. Jalan, gang dan daerah kecil yang sulit tertangkap oleh kamera dari pesawat terbang, dicatat dan diukur langsung oleh petugas langsung di lapangan. Kumpulan peta yang dibukukan disebut Atlas. Ada pula peta yang dibuat dipermukaan bulat yang disebut globe. Globe disebut juga dengan bola dunia.

B. Jenis Peta


Peta umum disebut juga dengan Peta Topografi. Peta umum merupakan peta yang menggambarkan keadaan umum dari suatu wilayah. Keadaan umum yang digambarkan meliputi objek atau kenampakan alam dan buatan. Objek alam misalnya gunung, sungai, dataran rendah, dataran tinggi, dan laut. Objek buatan misalnya kota, jalan dan rel kereta api. Peta Indonesia yang sering dipajang di dinding kantor atau sekolah-sekolah merupakan contoh peta umum. Peta umum biasa digunakan untuk belajar di sekolah, untuk kepentingan kantor dan wisata.
Peta Khusus. Peta khusus merupakan peta yang menggambarkan data-data tertentu di suatu wilayah. Peta khusus disebut juga dengan Peta Tematik. Contoh peta khusus adalah Peta Persebaran Fauna di Indonesia, Peta Hasil Tambang di Indonesia, dan Peta Cuaca di Indonesia

C. Komponen Peta

1. Judul peta : Judul peta merupakan identitas atau nama untuk menjelaskan isi atau gambar peta. Judul peta biasanya terletak di bagian atas peta. Judul peta merupakan komponen yang penting. Biasanya sebelum memperhatikan isi peta, pasti seseorang terlebih dahulu membaca judulnya.

2. Legenda : Legenda merupakan keterangan yang berisi gambar-gambar atau simbol-simbol beserta artinya. Legenda biasanya terletak di bagian pojok kiri bawah peta
Skala : Skala merupakan perbandingan jarak antara dua titik pada peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi. Misalnya skala 1 : 200.000. Skala ini artinya 1 cm jarak pada peta sama dengan 200.000 cm atau 2 km jarak sebenarnya.
3. Simbol : Simbol merupakan lambang-lambang atau gambar yang menunjukkan obyek alam atau buatan. Simbol peta harus memenuhi tiga syarat yakni sederhana, mudah dimengerti, dan bersifat umum. Berikut ini adalah simbol-simbol yang biasa digunakan pada peta.

4. Mata angin : Mata angin merupakan pedoman atau petunjuk arah mata angin. Mata angin pada peta biasanya berupa tanda panah yang menunjuk ke arah utara. Mata angin sangat penting keberadaanya supaya tidak terjadi kekeliruan arah.

5.  Garis astronomis : Garis astronomis merupakan garis khayal di atas permukaan bumi. Garis astronomis terdiri dari dari garis lintang dan garis bujur . Garis lintang merupakan garis dari timur ke barat sedangkan garis bujur merupakan garis dari utara ke selatan.
6. Garis tepi : Garis tepi merupakan garis yang dibuat mengelilingi gambar peta untuk menunjukkan batas peta tersebut.

7.  Tahun pembuatan peta : Tahun pembuatan peta menunjukkan kapan peta tersebut dibuat. Dari tahun pembuatan kita dapat mengetahui peta tersebut masih sesuai atau tidak untuk digunakan saat ini.

8.  Inset peta : Inset peta merupakan gambar peta yang ingin diperjelas atau karena letaknya di luar garis batas peta. Inset peta digambar bila diperlukan. Inset peta disebut juga peta sisipan.
9.  Tata warna : Tata warna merupakan pewarnaan pada peta untuk membedakan obyek satu dengan yang lainnya. Misalnya warna coklat menunjukkan dataran tinggi, hijau menunjukkan dataran rendah dan biru untuk menunjukkan wilayah perairan. Contoh simbol pada peta :




Contoh komponen-komponen peta :







Materi IPA Kelas 3 Tentang Perkembangan Makhluk Hidup




PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP 


Daftar Materi Mid Semester Gasal IPA Kelas 3 SD:

Bab 1: Ciri-Ciri Makhluk Hidup
A. Ciri-ciri makhluk hidup
B. Kebutuhan Makhluk Hidup
C. Penggolongan Makhluk Hidup

Bab 2: Pertumbuhan Makhluk Hidup dan Hal-Hal yang Memengaruhinya
A. Pertumbuhan Pada Manusia
B. Faktor-Faktor yang memengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
C. Pertumbuhan pada hewan dan tumbuhan

===============================


A. Ciri-Ciri Makhluk Hidup



Ciri-ciri makhluk hidup adalah sebagai berikut ini;
1. Setiap Makhluk Hidup Memerlukan Makanan
Makanan berguna sebagai sumber energi atau tenaga. untuk melakukan kegiatan, bergerak, dan berkembang biak.

Makanan manusia bersumber dari tumbuhan dan hewan.
Makanan hewan bersumber dari tumbuhan dan hewan lain.
Makanan tumbuhan adalah air dan mineral di dalam tanah (zat hara).

2. Makhluk Hidup Bergerak
Makhluk hidup semua bergerak (berpindah tempat). Sedangkan tumbuhan bergerak tidak berpindah tempat.
Alat Gerak Makhluk Hidup adalah sebagai berikut:
1. Manusia bergerak menggunakan kaki sehingga dia bisa berjalan, berlari dan melompat.
2. Ular bergerak merayap atau melata menggunakan otot perut.
3. Katak bergerak melompat dan berenang menggunakan kaki.
4. Ikan berenang menggunakan sirip.
5. Burung terbang menggunakan sayap.
6. Tumbuhan, meskipun kelihatannya tidak bergerak, tetapi sebenarnya tumbuhan bergerak. Namun, gerak tumbuhan tidak berpindah tempat. Misalnya: bunga yang mekar, batang bergerak menuju sinar matahari, dan akar tumbuhan yang memanjang mencari mineral di dalam tanah.

3.Makhluk Hidup Tumbuh
Pertumbuhan: bertambah besar, tambah tinggi, dan tambah berat.
Fase pertumbuhan manusia: lahir (bayi) - balita - anak-anak - remaja - dewasa - lansia.
Hewan: mengalami pertumbuhan menjadi semakin besar.
Tumbuhan: biji (tunas) - tumbuh menjadi besar dan tinggi.

4. Makhluk Hidup Bernapas
Manusia dan hewan bernapas menghirup oksigen (O2) dan mengeluarkan karbon dioksida (CO2).

Berikut adalah alat pernapasan makhluk hidup:
1. Manusia bernapas dengan menggunakan paru-paru.
2. Cacing bernapas dengan menggunakan kulit.
3. Sapi, kambing, kucing (mamalia) bernapas dengan menggunakan paru-paru
4. Ikan bernapas dengan menggunakan insang
5. Katak muda (berudu) bernapas dengan menggunakan insang, katak dewasa bernapas dengan menggunakan paru-paru dan permukaan kulit yang basah.
6. Serangga bernapas dengan menggunakan trakhea
7. Burung bernapas dengan menggunakan pundi-pundi udara (kantung udara)
8. Tumbuhan bernapas dengan menggunakan stomata (mulut daun), lentisel (kulit), dan akar.

5. Makhluk Hidup Berkembang Biak
Berkembang biak artinya bertambah banyak. Tujuan berkembang biak adalah melestarikan jenisnya agar tidak punah.
Cara perkembangbiakan makhluk hidup adalah sebagai berikut:
1. Bertelur (ovipar), contoh: ayam, bebek, cicak, burung, ular, ikan, kura-kura, dan lain-lain.
2. Beranak (vivipar), contoh: manusia, sapi, kerbau, kuda, kambing, gajah, kanguru, dan lain-lain.

Catatan;
Makhluk Hidup yang berdaun telinga berkembang biak dengan beranak.
Makhluk hidup yang tidak berdaun telinga, berkembang biak dengan bertelur.

6. Makhluk Hidup Peka Terhadap Rangsang
Rangsangan adalah perubahan keadaan yang ada di luar makhluk hidup.
Rangsangan berupa: cahaya, panas, bunyi, sentuhan, dingin, bau, terang, dan gelap.

Contoh:
1. Sentuhan: Putri malu akan mengatupkan daunnya bila disentuh.
2. Cahaya: tumbuhan bergerak mengikuti arah datangnya cahaya matahari.


B. Kebutuhan Makhluk Hidup 




Kebutuhan Makhluk Hidup antara lain adalah sebagai berikut:
1. Makanan
Makanan berfungsi sebagai sumber tenaga atau sumber energi.

2. Air
Air di dalam tubuh berguna untuk melarutkan zat makanan agar mudah diserap oleh tubuh.
Selain itu, bagi manusia, air juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mencuci, memasak, mandi, dan sebagainya.

3. Udara
Fungsi paling penting udara adalah untuk bernapas (menghirup oksigen)
Selain itu, udara digunakan untuk keperluan lain, misalnya; menggerakkan perahu untuk berlayar di laut, mengeringkan pakaian, kincir angin, dan pembangkit listrik.

4. Cahaya Matahari.
Cahaya matahari bagi manusia dan hewan: menghangatkan tubuh, menerangi linkungan, mengeringkan beberapa benda.;
Bagi tumbuhan, cahaya matahari digunakan untuk proses fotosintesis.

5. Tempat Tinggal
Tempat hidup makhluk hidup disebut juga sebagai habitat.
Manusia memerlukan rumah, sebagai tempat berlindung.
Tempat tinggal hewan disebut kandang atau sarang.


C. Penggolongan Makhluk Hidup 





1. Berdasarkan Jenis Makanannya

Herbivora: adalah hewan pemakan tumbuhan, misalnya sapi, kerbau, kuda, kelinci, marmut, dan lain-lain.
Karnivora: adalah hewan pemakan daging, misalnya macan, harimau, singa, buaya, hiu, elang, kucing, dan sebagainya.
Omnivora: adalah hewan pemakan segala, misalnya ayam, beruang, bebek, elang, musang, dan lain-lain.
Insektivora: adalah hewan pemakan serangga, misalnya cicak dan katak.

2. Berdasarkan cara perkembangbiakannya

Bertelur (ovipar), contoh: ayam, bebek, cicak, burung, ular, ikan, kura-kura, dan lain-lain.
Beranak (vivipar), contoh: manusia, sapi, kerbau, kuda, kambing, gajah, kanguru, dan lain-lain.

Bertelur dan beranak (ovovivipar), contoh, hiu, paus, lumba-lumba, dan jenis kadal.


3. Berdasarkan tulang belakangnya


Pisces (ikan) yaitu jenis-jenis ikan

Aves (burung) yaitu jenis-jenis burung

Amfibi yaitu hewan yang hidup di dua alam (daratan dan air) misalnya katak dan kepiting

Mamalia yaitu hewan yang menyusui anaknya, misalnya kera, kambing, kucing, sapi, kerbau
Reptil (hewan melata) yaitu hewan yang bergerak dengan cara merayap dan melata, misalnya ular, cicak, ulat, belut,dan lain-lain.

Serangga yaitu jenis-jenis serangga seperti jangkrik, belalang, kupu-kupu dan sebagainya.

Penggolongan Tumbuhan 1. Berdasarkan Akarnya

Tumbuhan Berakar Serabut. Akar serabut bentuknya seperti benang, kecil, panjang, berserabut.
Contoh: jagung, tebu, padi, ilalang, rumput teki, dan sebagainya.

Tumbuhan Berakar Tunggang. Akar tunggang adalah akar yang mempunya akar pokok dan bercabang menjadi bagian akar yang lebih kecil.
Contoh: pohon mangga

2. Berdasarkan bunganya

a. Bunga Sempurna, yaitu bunga yang terdiri dari putik, benang sari, mahkota bunga, kelopak, dan tangkai bunga.


Contoh tumbuhan berbunga sempurna adalah mawar, anggrek, melati, dan pohon-pohon yang berbuah.
b. Bunga tidak sempurna, yaitu apabila salah satu dari kelengkapan bunga tadi itu tidak ada. Contoh: paku, tanduk rusa, cemara, suplir, dans ebagainya.

3. Berdasarkan bijinya

a. Monokotil adalah biji berkeping berkeping satu, contoh: padi, jagung, kelapa, salak, dan pisang
b. Dikotil adalah biji berkeping dua, contohnya: kacang tanah, nangka, rambutan, kedelai, dan lain-lain.

4. Berdasarkan Tulang daunnya

a. Menyirip, bentuknya seperti sirip-sirip ikan. Contoh daun nangka, mangga.
b. Menjari, bentuknya seperti jari tangan. Contoh: daun pepaya, daun singkong.
c. Sejajar, bentuknya seperti garis lurus yang sejajar. Contoh daun padi, dan daun tebu.
d. Melengkung, berbentuk seperti garis lengkung dan menyatu di tiap-tiap ujungnnya. contoh daun sirih.


Sebagai catatan,
Berikut ini adalah tabel perbedaan antara monokotil dan dikotil berdasarkan akarnya, daun, bunga, bijinya.







Materi IPA kelas 1 Tentang Mengenal Anggota Tubuh


Mengenal Anggota Tubuh (Pelajaran IPA SD Kelas I)
Perkenalkan nama saya Budi

Aku anak kelas 1 SD
Aku senang bermain sepak bola
Pandangan harus melihat dengan jelas
Kakiku harus kuat berlari
Dengan berolahraga tubuh kita akan menjadi sehat.




Anggota Tubuh dan Kegunaannya

Teman-teman masih ingatkan lagunya Pak Kasur yang ini?

dua mata saya
hidung saya satu
dua kaki saya
pakai sepatu baru
dua telinga saya
yang kiri dan kanan
satu mulut saya
tidak berhenti makan

1. Mata





Coba tebak, mata kita ada berapa teman? jawabnya dua

Mata kita dipakai untuk melihat

Bisa untuk melihat tv,

melihat pemandangan,

bisa untuk melihat gunung,

bisa untuk melihat hewa, bisa untuk melihat tumbuhan, dan lain-lain.





Coba sekarang pejamkan mata teman-teman, atau

Tutup mata kalian dengan kedua tangan,

Apakah kamu dapat melihat apa yang ada di sekelilingmu?





2. Telinga








2. Telinga


Jumlah telinga kita ada 2 buah yaitu di kanan dan kiri.

Kegunaan telinga adalah untuk mendengar

Kita bisa mendengar apa yang dikatakan bapak atau ibu guru.

Sekarang coba kamu tutup kedua telinga, masihkah bisa mendengar suara yang ada di sekelilingmu?










Jumlah hidung kita adalah satu

Letaknya di antara dua pipi

Hidung dipakai untuk mencium

Contohnya untuk mencium harumnya bunga, mencium bau masakan ibu, dan lain-lain

Cobalah cium beberapa bunga yang berbeda, apakah baunya juga berbeda?


4. Kulit



Kulit adalah lapisan yang menutupi tubuh kita

Kegunaan kulit adalah untuk merasakan

Dengan adanya kulit kita bisa merasakan kalau air mendidih rasanya panas dan es itu rasanya dingin.

Coba rabalah baju kamu

Apa yang kamu rasakan

Bajumu terasa kasar atau halus?


5. Gigi


Letak gigi di dalam mulut

Gigi mempunyai warna yang putih

Gigi kita keras seperti tulang

Kegunaan gigi kita adalah untuk menggigit

Bisa juga untuk memakan makanan.





Ambillah buah pisang

Kemudian gigit dan kunyahlah denga menggunakan gigimu

Apakah pisang bisa menjadi halus?

Merawat Anggota Tubuh
Masih ingatkah lagu yang ini:

Bangun tidur ku terus mandi

Tidak lupa menggosok gigi


Habis mandi ku tolong ibu

Membersihkan tempat tidurku





Setiap hari Budi mandi

Waktu mandinya pagi dan sore

Tapi tidak lupa untuk menggosok gigi

Supaya gigi menjadi bersih dan sehat

Telinga kanan dan telinga kiri juga tidak lupa dibersihkan

Supaya telinga menjadi bersih dan sehat juga

Searang tubuh Budi menjadi sehat

Karena membersihkan anggota tubuhnya secara rajin.


Membersihkan gigi dengan sikat gigi


Membersihkan telinga dengan menggunakan kapas



Meneteskan obat ke mata jika mata perih








Rabu, 28 November 2018

Makalah MTK tentang pengukuran panjang


KAPITA SELEKTA MATEMATIKA
TENTANG PENGUKURAN PANJANG

Makalah ini Diajukan untuk  Melengkapi Tugas Mata Kuliah



Kapita Selekta Matematika





Dosen Pembimbing : Adityawarman, M.Pd


Disusun Oleh :
Handika











PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN
TUANKU TAMBUSAI
2017

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum WarahmatullahiWabarakatuh
Puji dan syukur dengan hati dan pikiran yang tulus dipanjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat nikmatdan hidayah-Nya, makalah Landasan Pendidikanini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih kepada Dosen Pembimbing M. Syahrul Rizal, M.Pd. dan Sumianto, M.Pd. yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, motivasi, dan berbagai kemudahan lainnya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan Pendidikan.
Disadari bahwa makalah ini banyak memiliki kekurangan atau kesalahan, baik dari segi isinya, bahasa, analisa dan lain sebagainya. Untuk itu saran, kritik, dan perbaikan yang membangun dari pembaca dengan senang hati penulis terima diiringi ucapan terima kasih.
Wassalaamu’alaikum WarahmatullahiWabarakatuh
                                                                                         Bangkinang, September 2017

Penulis
                                                                                                  
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................         i
DAFTAR ISI..............................................................................................        ii

BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang ................................................................................        1
B.       RumusanMasalah.............................................................................        1
C.       Tujuan...............................................................................................        1
BAB II PEMBAHASAN
       PENGUKURAN PANJANG
A.      Pengertian Pengukuran Panjang.......................................................        2
B.       Alat Ukur Panjang............................................................................        2
1.      Mistar.........................................................................................        2
2.      Jangka Sorong............................................................................        3
3.      Mikrometer Sekrup.....................................................................        5
C.       Satuan...............................................................................................        6
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan .....................................................................................        7    
DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Misalnya, kamu melakukan kegiatan pengukuran panjang meja dengan pensil. Dalam kegiatan tersebut artinya kamu membandingkan panjang meja dengan panjang pensil. Panjang pensil yang kamu gunakan adalah sebagai satuan.
Panjang didefiniskan sebagai besaran yang menyatakan jarak dua titik. Besaran panjang memiliki banyak nama diantaranya tebal, tinggi, lebar, dan kedalaman. Hasil pengukuran besaran panjang biasanya dinyatakan dalam satuan meter, centimeter, milimeter, atau kilometer. Satuan besaran panjang dalam SI adalah meter.
  1. Rumusan Masalah
1.      Apa itu pengukuran panjang ?
2.      Apa itu alat ukur panjang ?
3.      Apa saja satuan panjang ?
  1. Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud pengukuran panjang.
2.      Untuk mengetahui alat ukur panjang.
3.      Untuk mengetahui satuan panjang.









BAB II
PEMBAHASAN
                                                                                 
PENGUKURAN PANJANG
a.       Pengertian Pengukuran Panjang
Pengukuran panjang yaitu membandingkan panjang sesuatu dengan panjang sesuatu yang panjangnya sudah diketahui yang dijadikan sebagai patokan. Besaran panjang memiliki banyak nama diantaranya tebal, tinggi, lebar, dan kedalaman. Satuan besaran panjang adalah meter. Satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam waktu   sekon.
Di lingkungan kita terdapat besaran panjang yang bervariasi mulai dari ukuran kecil sampai ukuran besar. Misalnya dari tebal kertas yang hanya beberapa milimeter saja sampai panjang suatu jalan yang berukuran ribuan kilometer. Untuk mengukur besaran yang bervariasi tersebut diperlukan alat ukur yang bermacam-macam pula. Alat ukur panjang yang banyak digunakan diantaranya adalah mistar, rol meter, jangka sorong dan mikrometer sekrup.
b.      Alat Ukur Panjang
1.      Mistar
Mistar adalah alat ukur panjang yang memiliki skala terkecil 1 mm. Mistar ini memiliki ketelitian 0,5 mm yaitu setengah skala terkecil. Ketelitian adalah nilai terkecil yang masih dapat diukur oleh alat ukur.
Mistar banyak dibutuhkan dalam kehidupan sehari hari, sebagai misal digunakan untuk mengukur panjang suatu meja, kain, buku, ruangan kelas dan lain lain. Untuk mengukur besaran yang nilainya lebih besar lagi digunakan rol meter. Rol meter dapat digunakan untuk mengukur panjang suatu bidang tanah, ataupun panjang suatu jalan. Skala terkecil dari rol meter adalah centimeter ( cm ).


Gambar di atas adalah cntoh hasil pegukuran panjang pensil. Panjang pensil di antara 47 mm dan 48 mm, sehingga skala mistar yang dibaca adalah 47mm. Kelebihannya diperkirakan setengah dari skala terkecil yaitu 0,5mm. Sehingga hasil pengukuran adalah 47,5 mm.
2.      Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin dan diameter bagian dalam sebuah pipa.Dalam bidang teknik, jangka sorong sering digunakan untuk mengukur diameter baut ataupun mur. Secara umum, jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter dalam maupun diameter luar suatu benda berbentuk tabung. Jangka sorong juga digunakan untuk mengukur kedalam suatu tabung.

Jangka sorong terdiri dari bagian yang tetap yang dihubungkan dengan rahang tetap dan bagian yang dapat digeser yang dihubungkan dengan rahang geser. Pada bagian yang tetap terdapat skala utama dengan skala terkecil 1mm. Sedang pada rahang sorong terdapat skala nonius dari 1 sd 10. Panjang 10 skala nonius sama dengan 9mm, sehingga 1 skala nonius sama dengan 0,9mm. Ketelitian jangka sorong adalah 0,1 mm yaitu selisih antara 1 skala utama dengan 1 skala nonius.


Gambar di atas adalah contoh skala hasil pengukuran dengan jangka sorong. Pembacaan skala tersebut adalah mengikuti urutan 1, 2 dan 3 yaitu:


1)      Perhatikan skala 0 nonius ini, kemudian tentukan skala utama sebelum 0 nonius.
2)      Nomor 2 adalah skala utama sebelum nol nonius yaitu 52 mm.
3)      Nomor 3 adalah skala nonius yang lurus dengan skala utama, yaitu skala nonius 6. Skala ini bernilai 6x0,1mm =0,6 mm.
Hasil : 52 + 0,6 = 52,6 mm.
3.      Mikrometer Sekrup
Mikrometer skrup digunakan untuk mengukur panjang, lebar ataupun diameter benda yang relative kecil. Mikrometer sering digunakan untuk mengukur tebal plat logam ataupun diameter silinder kawat.
Mikrometer sekrup terdiri dari silinder tetap dan silinder yang dapat diputar (bidal). Pada silinder tetap terdapat skala utama, sedangan pada bidal terdapat skala nonius. Apabila bidal diputar kanan maka bidal akan maju mendekati nol skala utama atau sebaliknya.
Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang putar, skala utama, skala putar, dan silinder bergerigi. Skala terkecil dari skala utama bernilai 0,1 mm, sedangkan skala terkecil untuk skala putar sebesar 0,01 mm. Berikut ini gambar bagian-bagian dari mikrometer.


Skala utama mikrometer skrup ditera sehingga skala terkecilnya adalah 0,5 mm. Sedangkan skala nonius dibagi menjadi 50 yaitu dari 0 sampai 49. Mikrometer diset sehingga apabila bidal diputar sekali maka bidal akan maju atau mundur 0,5 mm atau skala nonius berputar 50 skala. Dari seting seperti ini diperoleh:
50 skala nonius= 0,5 mm
atau 1 nonius = 0,01 mm
Contoh di atas adalah skala hasil pengkuran dengan mikrometer skrup. Cara membacanya adalah sebagai berikut.
v  Nomor 1, menunjukkan skala utama yang tidak tertutup bidal yaitu 3,5 mm.
v  Nomor 2, menunjukkan skala nonius yang lurus dengan sumbu utama yaitu 27 atau 0,27 mm.
Hasil pengukuran adalah:3,5 mm + 0,27 mm = 3,77 mm
c.       Satuan Panjang
Satuan panjang adalah meter. Satuan panjang yang lain dinyatakan sebagai berikut.
1 m = 103 mm (mili meter) 1 m = 10-3 km (kilo meter).
1 m = 106 μm (mikro meter 1 m = 10-6 Mm (Mega meter).
1 m = 109 nm (nano meter) 1 m = 10-9 Gm (Giga meter).
1 m = 1012 pm (pico meter) 1 m = 10-12 Tm (Tera meter).


BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Pengukuran panjang adalah membandingkan panjang sesuatu dengan panjang sesuatu yang panjangnya sudah diketahui yang dijadikan sebagai patokan.Untuk mengukur besaran yang bervariasi tersebut diperlukan alat ukur yang bermacam-macam pula. Alat ukur panjang yang banyak digunakan diantaranya adalah mistar, rol meter, jangka sorong dan mikrometer sekrup.
Satuan panjang adalah meter. Satuan panjang yang lain dinyatakan sebagai berikut.
1 m = 103 mm (mili meter) 1 m = 10-3 km (kilo meter).
1 m = 106 μm (mikro meter 1 m = 10-6 Mm (Mega meter).
1 m = 109 nm (nano meter) 1 m = 10-9 Gm (Giga meter).
1 m = 1012 pm (pico meter) 1 m = 10-12 Tm (Tera meter).



DAFTAR PUSTAKA

Any Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk SMP/ MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Teguh Sugiyarto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.