ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN
PENANGANNANNYA
Disusun untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu: Fadhilaturrahmi, S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. Handika
1. Handika
2.
Fitri Ningsih
3.
Wilda Lastari
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU
TAMBUSAI
BANGKINANG
2018
bb
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunianya kepada penulis,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari dosen Mata kuliah BIMBINGAN KONSELING.
Makalah ini di tulis berdasarkan berbagai sumber yang berkaitan dengan materi
serta informasi dari berbagai media yang berhubungan dengan materi. Tak lupa
penulis sampaikan terima kasih kepada pengajar mata kuliah BIMBINGAN KONSELING.atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Dengan mengucap puji syukur
kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, serta tak lupa sholawat
dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk dan
risalahNya, yang telah membawa zaman kegelaapan ke zaman terang benderang, dan
atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak-pihak yang telah membantu saya
memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini. Terutama kepada search engine
google yang ikut berperan besar dalam pembuatan makalah ini.
Penulis
berharap makalah ini dapat menambah wawasan pembaca. Dan penulis berharap bagi
pembaca untuk dapat memberikan pandangan dan wawasan agar makalah ini menjadi
lebih sempurna.
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL..................................................................................... i KATA PENGANTAR ii
DAFTAR
ISI ................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A.
Latar belakang masalah .................................................................. 1
B.
Rumusan masalah ............................................................................ 2
C.
Tujuan penulisan
............................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN .............................................................................. 3
A. Pengertian anak berkeutuhan khusus .............................................. 3
B. Jenis-jenisAnakBerkebutuhanKhusus.............................................. 4
C. Sebab-Sebab Anak Berkebutuhan Khusus...................................... 6
D. Cara MenanganiAnakBerkebutuhanKhusus.................................... 7
E.
Cara Mengajar Anak Berkebutuhan
Khusus ................................... 8
BAB
III PENUTUP .................................................................................. 10
A.
Kesimpulan......................................................................................
10
B.
Saran................................................................................................
10
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tidak setiap anak yang dilahirkan di dunia ini
selalu mengalami perkembangan normal.Banyak di antara mereka yang dalam
perkembangannya mengalami hambatan, gangguan, kelambatan, atau memiliki
faktor-faktor resiko sehingga untuk mencapai perkembangan optimal diperlukan
penanganan atau intervensi khusus. Kelompok inilah yang kemudian dikenal
sebagai anak berkebutuhan khusus atau anak luar biasa. Dalam memahami anak
berkebutuhan khusus atau anak luara biasa, sangat diperlukan adanya pemahaman
mengenai jenis-jenis kecacatan (anak berkebutuhan khusus) dan akibat-akibat
yang terjadi pada penderita. Anak berkebutuhan khusus disebut sebagai anak yang
cacat dikarenakan mereka termasuk anak yang pertumbuhan dan perkembangannya
mengalami penyimpangan atau kelainan, baik dari segi fisik, mental, emosi,
serta sosialnya bila dibandingkan dengan nak yang normal.
Karakteristik spesifik anak berkebutuhan
khusus pada umumnya berkaitan dengan tingkat perkembangan fungsional.
Karakteristik spesifik tersebut meliputi tingkat perkembangan sensorik motor,
kognitif, kemampuan berbahasa, keterampilan diri, konsep diri, kemampuan
berinteraksi social, serta kreatifitasnya.Adanya perbedaan karakteristik setiap
peserta didik berkebutuhan khusus, akan memerlukan kemampuan khusus guru. Guru
dituntut memiliki kemampuan beraitan dengan cara mengombinasikan kemampuan dan
bakat setiap anak dalam beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi kemampuan
berpikir, melihat, mendengar, berbicara, dan cara besosialisasikan. Hal-hal
tersebut diarahkan pada keberhasilan dari tujuan akhir
pembelajaran, yaitu perubahan perilaku kearah pendewasaan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan anak berkebutuhan
khusus?
2. Apa saja jenis-jenis anak berkebutuhan khusus?
3. Apa saja yang menyebabkan anak menjadi
berkebutuhan khusus?
4. Bagaimana cara menangani anak berkebutuhan
khusus?
5.
Bagaimana metode pendidikan
terhadap anak berkebutuhan khusus?
C. Tujuan Penulisan
Dari beberapa rumusan masalah yang telah disebutkan,
maka akan tercapai beberapa tujuan dalam penulisan ini. Diantaranya yaitu:
1. Mengetahui pengertian
dari anak berkebutuhan khusus;
2. Mengetahui jenis-jenis
anak berkebutuhan khusus;
3. Mengetahui sebab-sebab
terjadinya anak berkebutuhan khusus;
4. Mengetahui cara
menangani anak berkebutuhan khusus;
5. Mengetahuimetode pendidikan terhadap anak berkebutuhan khusus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anak
Berkebutuhan Khusus
1. Menurut Hallahan dan Kauffman, 1986
Anak berkebutuhan
khusus (dulu di sebut sebagai anak luar biasa) di definisikan sebagai
anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan potensi kemanusiaan
mereka secara sempurna. Penyebutan sebagai anak berkebutuhan khusus,
dikarenakn dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, anak ini membutuhkan bantuan layanan pendidikan, layanan sosial,
layanan bimbingan dan konseling, dan berbagai jenis layanan lainnya yang
bersifat khusus.
Dalam percakapan
sehari hari, anak berkebutuhan khusus dijuluki sebagai “orang luar biasa“,
dikarenakan mereka memiliki kelebihan
yang luar biasa, misalnya orang yang terkenal memiliki kemampuan
intelektual yang luar biasa, memiliki kreatifitas yang tinggi dalam
melahirkan suatu temuan-temuan yang luar biasa dibidang iptek,religius, dan di
bidang-bidang kehidupan lainnya.
Dalam dunia
pendidikan, kata luar biasa juga merupakan julukan atau sebutan bagi mereka
yang memiliki kekurangan atau mengalami berbagai kelainan dan penyimpangan yang
tidak di alami oleh orang normal pada umumnya. Kelainan atau kekurangan itu
dapat berupa kelainan dalam segi fisik, psikis, sosisal, dan moral.
Pengertian “luar biasa“ dalam dunia pendidikan
mempunyai ruang lingkup pengertian yang lebih luas daripada pengertian “berkelainan
atau cacat“ dalam percakapan sehari hari. dalam dunia pendidikan istilah
luar biasa mengandung arti ganda, yaitu mereka yang menyimpang ke atas karena
mereka memiliki kemampuan yang luar biasa dibanding dengan orang normal pada
mereka yang mnyimpangumumnya dan mereka yang mnyimpang ke bawah, yaitu mereka
yang menderita kelainan atau ketunaan dan kekurangan yang tidak di derita oleh
orang normal pada umumnya. Contoh orang yang menyimpang ke atas dari segi
kemampuan intelektual ( otak ), misalnya professor B.J Habibie, karena dia
memiliki inteligensi di atas orang normal dan kemampuan intelektual dibidang
“aerodinamika“ yang berkelas dunia sehingga beliau di juluki sebagai orang yang
jenius di bidangnya, sedangkan contoh orang yang menyimpang ke bawah ialah
orang yang lambat dan sulit dalam belajar.
B. Jenis-Jenis Anak
Berkebutuhan Khusus
Dalam dunia pendidikan, anak berkebutuhan khusus di klasifikasikan atas
beberapa kelompok sesuai dengan jenis kelainan anak. Berikut ini akan
dijelaskan beberapa jenis-jenis anak berkebutuhan khusus, sebagai berikut:
1.
Anak Tuna Netra
Adalah anak yang
mempunyai kekurangan secara indrawi, yakni indra penglihatan. Meskipun indra
penglihatannya bermasalah, intelegensi yang mereka miliki masih dalam taraf
normal. Hal-hal yang berhubungan dengan mata diganti dengan indra lain sebagai
kompensasinya.
2.
Anak Tuna Rungu
Adalah anak yang
mempunyai kelainan pada pendengarannya.
Mereka mengalami kesulitan dalam berinteraksi dan bersosialisasi terhadap orang
lain terhadap lingkungan termasuk pendidikan dan pengajaran. Anak tuna rungu dibagi
menjadi 2 yaitu, tuli (the deaf), dan kurang dengar (hard of hearing).
3.
Anak Tuna Daksa
Adalah anak yang mempunyai kelainan pada tubuhnya
yakni kelumpuhan. Anak yang mengalami kelumpuhan ini disebabkan karena polio
dan gangguan pada syaraf motoriknya.
4.
Anak Tuna Wicara
Adalah anak yang mengalami kelainan pada proses
berbicara atau berbahasa. Anak yang seperti ini mengalami kesulitan dalam
berbahasa atau berbicara sehingga tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
5.
Kelainan Emosi
Adalah anak yang mengalami gangguan pada tingkat
emosinya. Hal ini berhubungan dengan masalah psikologisnya. Anak yang mengalami
kelainan emosi ini dibagi menjadi 2 macam yaitu:
a.
Gangguan Prilaku, ciri-cirinya yaitu:
1) Suka mengganggu di
kelas
2) Tidak sabaran, terlalu
cepat beraksi
3) Tidak menghargai orang
lain
4) Suka menentang
5) Suka menyalahkan orang
lain
6)
Sering melamun.
b.
Gangguan Konsentrasi (ADD/Attention Deficit Disorder),
gejala-gejalanya terjadi paling sedikit selama 6 bulan. Gejala-gejala tersebut
diantaranya yaitu:
1) Tidak mendengarkan
orang lain berbicara
2) Sering gagal dalam
memperhatikan objek tertentu
3)
Sering tidak
melaksanakan perintah dar orang lain.
c.
Anak Hiperaktif (ADHD/Attention Deficit with
Hiperactivity Disorder), gejala-gejalanya yaitu:
1) Tidak bisa diam
2) Ketidakmampuan untuk
member perhatian yang cukup lama
3) Hiperaktivitas
4) Canggung
6.
Keterbelakangan Mental
Adalah anak yang memiliki mental yang sangat
rendah, selalu membutuhkan bantuan orang lain karena tidak mampu mengurus dirinya
sendiri, kecerdasannya terbatas, apatis, serta perhatiannya labil. Berdasarkan
intelegensinya, anak yang terbelakang mentalnya
terbagi menjadi beberapa bagian yaitu:
a.
Idiot, yaitu anak yang paling rendah taraf
intelegensinya (IQ > 20), perkembangan jiwanya tidak akan bertambah melebihi
usia 3 tahun, meskipun pada dasarnya usianya sudah remaja atau dewasa.
b.
Imbesil, yaitu anak yang mempunyai (IQ 20-50),
perkembangan jiwanya dapat mencapai usia 7 tahun, bisa diajari untuk memelihara
diri sendirivdalam kebutuhan yang paling sederhana.
c.
Debil atau moron, yaitu anak yang mempunyai (IQ
50-70), keterbelakangan Debil tidak separah dua jenis diatas. Perkembangan
jiwanya dapat mencapai hingga 10 ½ tahun. Orang Debil ini dapat
memenuhi kebutuhannya sendiri.
7.
Psikoneurosis
Anak yang mengalami psikoneurosis pada dasarnya adalah
anak yang normal. Mereka hanya mengalami ketegangan pribadi yang terus menerus,
selain itu mereka tidak bisa mengatasi masalahnya sendiri sehingga ketegangan
tersebut tidak kunjung reda. Psikoneurosis ini dibagi menjadi 3 yaitu:
a.
Psikoneurosis kekhawatiran, Adalah anak yang mempunyai
rasa khawatir yang berlebihan dan tidak beralasan.
b.
Histeris, adalah anak yang secara tidak sadar
melumpuhkan salah satu anggota tubuhnya, sesunguhnya secara organis tidak
mengalami kelainan.
c.
Psikoneurosis obsesif, adalah anak yang memiliki
pikiran-pikiran dan dorongan-dorongan tertentu yang terus menerus.
8.
Psikosis
Psikosis disebut juga dengan kelainan kepribadian yang
besar karena seluruh kepribadian orang yang bersangkutan terkena dan orang
tersebut tidak dapat hidup dengan normal.
9.
Psikopathi
Psikopathi Adalah kelainan tingkah laku, maksudnya
penderita psikopathi ini tidak dapat memperdulikan norma-norma sosial. Mereka
selalu berbuat semaunya sendiri tanpa mempertimbangkan kepentingan orang lain,
hingga sering sekali merugikan orang lain. Dan penderita psikopathi ini tidak
menyadari adanya kelainan pada dirinya.
C. Sebab-Sebab Anak
Berkebutuhan Khusus
Ada tiga faktor yang menyebabkan anak berkebutuhan
khusus yaitu:
1.
Peristiwa Pra Natal (dalam kandungan)
Berbagai macam penyakit yang dapat menyebabkan
kelainan pada janin saat ibu hamil diantaranya adalah:
a.
Keracunan darah (Toxaenia) pada ibu-ibu yang
sedang hamil dapat menyebabkan janin tidak memperoleh oksigen secara maksimal,
sehingga mempengaruhi syaraf-syaraf otak yang dapat menyebabkan gangguan pada
sistem syaraf dan ketunaan pada bayi.
b.
Infeksi karena penyakit kotor (penyakit kelamin /
spilis yang diderita ayah atau ibu), toxoplasmosis (dari virus binatang seperti
bulu kucing), trachma dan tumor. Tumor dapat terjadi pada otak yang berhubungan
pada indera penglihatan akibatnya kerusakan pada bola mata dan pendengaran
akibatnya kerusakan dalam selaput gendang telinga.
c.
Kekurangan vitamin atau kelebihan zat besi sehingga
ibu keracunan yang mengakibatkan kelainan pada janin yang menyebabkan gangguan
pada mata. Juga kerusakan pada otak sehingga menyebabkan terganggu fungsi
berfikirnya atau verbal komunikasi, kerusakan pada organ telinga sehingga
hilangnya fungsi pendengaran.
2.
Natal (saat kelahiran)
Pada saat terjadinya kelahiran yang mungkin hanya
memakan waktu yang cukup singkat akan tetapi jika penanganan yang tidak tepat
akan mengancam perkembangan bayinya. Diantara nya adalah:
a. Lahir prematur
b. Kelahiran yang dipaksa
dengan menggunakan vacum
c. Proses kelahiran bayi
sungsang.
3.
Post Natal (setelah kelahiran)
Berbagai peristiwa yang dialami dalamkehidupannya
seringkali dapat mengakibatkan seseorang kehilangan salah satu fungsi organ
tubuh atau fungsi otot dan syaraf. Bahkan dapat pula kehilangan organ itu
sendiri. Penyebab ketunaan yang terjadi setelah kelahiran diantaranya:
a.
Terjadi insident
b.
Kekurangan vitamin atau gizi
c.
Penyakit panas tinggi dan kejang-kejang.
D. Cara MenanganiAnakBerkebutuhanKhusus
Tidak dapat dipungkiri, pengasuhan anak berkebutuhan khusus (ABK)
memerlukan tambahan energi, pemikiran, serta biaya yang lebih tinggi dibanding
mengasuh anak-anak pada umumnya. berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah
dalam menangani anak berkebutuhan khusus di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Penguatankondisi
mental orang tua
Strategi ini membutuhkan peran aktif orang
tua dalam melakukan pengasuhan anak berkebutuhan
khusus.Beberapa strategi yang dibutuhkan oleh orang tua anak berkebutuhan khusus diantaranya perlu menyediakan waktu untuk dirinya sendiri, bekerjasama dalam pengasuhan dengan pasangan,
dan aktif dalam mencari informasi mengenai anak
berkebutuhan khusus. Orangtua perlu menyediakan waktu untuk dirinya sendiri, sebagai bentuk apresiasi terhadap diri sendiri yang sudah menyediakan waktu ekstra dan tenaga sehari-hari untuk mengasuh anak
berkebutuhan khusus.
2. Dukungansoaial
yang memadai
Dukungan
social memegang peranan luar biasa bagi keberlangsungan pengasuhan anak berkebutuhan khusus. Dukungan
social dapat berupa dorongan moral, yang
menguatkan dari masyarakat sekitar maupun keluarga terdekat. Melalui dukungan sosial, diharapkan orang tua anak berkebutuhan khusus dapat berbagi pengalaman tentang pola asuh anak
berkebutuhan khusus. Hal ini belum banyak terlihat di
lingkungan masyarakat kita, mengingat masih kuatnya kepercayaan bahwa memiliki anak berkebutuhan
khusus merupakan “karma” dari Tuhan. Sehingga, kecenderungan yang ada keluarga dengan anak
berkebutuhan khusus cenderung “dikucilkan”
masyarakat. Untuk menghapus kecenderungan ini, perlu peran pemerintah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat umum tentang anak berkebutuhan khusus. Edukasi ini dapat disampaikan melalui jalur media atau pos-pos pelayanan masyarakat untuk menyentuh masyarakat di area pinggiran atau pedesaan.
3. Peran aktif pemerintah
Peran aktif pemerintah dalam menyediakan pelayanan kesehatan dan konsultasi
yang dapat dijangkau masyarakat. Hal ini merupakan faktor yang
sangat vital bagi masyarakat umum, terutama bagi mereka yang berada pada kelas social
menengah kebawah. Tidak dapat dipungkiri, pelayanan konsultasi dan kesehatan masih merupakan sesuatu hal yang mahal.
Dengan menyediakan konsultasi anak
berkebutuhan khusus yang mudah dijangkau masyarakat,
diharapkan anak berkebutuhan khusus mendapat pelayanan konsultasi yang mudah dan murah. Pemerintah pun, harus menyediakan fasilitas penanganan anak berkebutuhan
khusus secara terpadu. Saat ini, pemerintah sudah memberikan perhatian kepada anak berkebutuhan khusus melalui pembentukan Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) di bawah koordinasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
E. Cara mengajar anak berkebutuhan khusus
Cara Praktis dalam pengajaran Anak Berkebutuhan Khusus memuat informasi yang menunjang metode
pengajaran guru.Untukituguru harus mengikuti
pelatihan pendidikan inklusif yang praktis dan komprehensif agar dapat memahami
dan menerapkan lebih baik strategi-strategi yang digunakan dalam pendidikan
inklusif.
Adapuncaramengajaranakberkebutuhankhususadalahsebagaiberikut:
- Bersikap baik dan positif,
- Gunakan seting kelas yang sesuai,
- Bicaralah dengan jelas dengan posisi wajah menghadap siswa,
- Menfaatkan semua metode komunikasi,
- Gunakan strategi pengajaran yang efisien
- Utamakan dukungan teman sebaya
- Manfaatkan materi pengajaran yang ada sebaik mungkin
- Beri penjelasan pada semua anak mengenai diabilitas
- Buatlah kelas anda seaksesibel mungkin dan
- Berbagilah pengalaman. Kesemua prinsip pengajaran tersebut juga dapat diterapkan pada kelas regular.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Anak berkebutuhan khusus (dulu di sebut
sebagai anak luar biasa) di definisikan sebagai anak yang memerlukan pendidikan
dan layanan khusus untuk mengembangkan potensi kemanusiaan mereka secara
sempurna. Penyebutan sebagai anak berkebutuhan khusus, dikarenakan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, anak ini
membutuhkan bantuan layanan pendidikan, layanan sosial, layanan bimbingan dan
konseling, dan berbagai jenis layanan lainnya yang bersifat khusus.
Dalam penanganan anak berkebutuhan khusus,
terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan, diantaranya yaitu penguatan kondisi
mental orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, dukungan sosial yang
kuat dari tetangga dan lingkungan sekitar anak berkebutuhan khusus tersebut,
dan yang terakhir adalah peran aktif pemerintah dalam menjadikan pelayanan
kesehatan dan konsultasi bagi anak berkebutuhan khusus.
B.
Saran
Setelah mengetahui dan memahami segala sesuatu
hal yang berhubungan dengan anak berkebutuhan khusus, sangat diharapkan bagi
masyarakat indonesia terutama bagi para pendidik dalam menyikapi dan mendidik
anak yang menyandang berkebutuhan khusus dengan baik dan sesuai dengan yang
diharapkan. Karena pada dasarnya anak seperti itu bukan malah dijauhi akan
tetapi didekati dan diperlakukan sama dengan manusia normal lainnya akan tetapi
caranya yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Sarlito, Wirawan
Sarwono. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta. Rajawali Pers.
Dariyo, Agoes. 2007. Psikologi Perkembangan
anak 3 tahun pertama. bandung:
Revika Aditama.
An,
Mahfud. TT. Petunjuk Mengatasi Stres. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Ahmadi,
Abu. 2008. Psikologi Belajar. jakarta: Rineka Cipta.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusok boss terima kasih
BalasHapus