Rangkuman Materi Pelajaran IPS Kelas 5 SD/MI
Rangkuman atau ringkasan materi pelajaran IPS kelas 5 SD/MI semester 1/2 - Tujuan dirangkumnya materi ips kelas 5 sd ini adalah untuk mempermudah dalam kegiatan belajar siswa. Dengan belajar melalui rangkuman materi ips ini diharapkan siswa lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Berikut rangkuman materi ips kelas 5 sd/mi selengkapnya.
Rangkuman Materi Pelajaran IPS kelas 5 SD/MI Semester 1
Bab 1 Mengenal Peninggalan Sejarah Masa Hindu, Buddha, dan Islam
Sejarah merupakan kisah atau cerita yang mengupas peristiwa kehidupan manusia pada masa lampau.
Sumber sejarah dapat berupa lisan, tulisan, dan benda. Peninggalan sejarah pada masa Hindu-Budha berupa hal-hal berikut.
Bangunan yang terdiri atas candi dan prasasti. Misalnya, Candi Borobudur dan Prasasti Yupa. Kitab dan karya sastra seperti Nagarakarta gama karya Mpu Prapanca yang menceritakan kerajaan Majapahit dan Singhasari. Adat istiadat dan budaya. Misalnya, upacara ngaben di Bali.
Peninggalan sejarah pada masa Islam dikelompokkan menjadi tiga kelompok berikut.
Bangunan yang terdiri dari masjid dan istana. Misalnya, Masjid Baiturrahman di Aceh dan Istana Maemun.
Karya sastra dan seni seperti syair, suluk, dan hikayat. Adat istiadat dan budaya seperti budaya Dhug Dher di Semarang. Pada masa Hindu-Buddha dan Islam, ada beberapa tokoh yang berpengaruh. Misalnya, Raja Sanjaya, Ken Arok, Sultan Hasanuddin, dan Raden Patah.
Bab 2 Karagaman Kenampakan Alam dan Buatan di Indonesia
Secara astronomis, Indonesia terletak di antara 60 LU–110 LS dan 950 BT–1410 BT. Secara geografis, Indonesia terletak di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik serta di antara Benua Australia dan Benua Asia.
Beradasarkan letak garis bujur, wilayah Indonesia memiliki tiga daerah waktu, yaitu sebagai berikut.
Waktu Indonesia Barat (WIB) meliputi Sumatra, Jawa, Madura, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Selisih waktu di wilayah-wilayah ini 7 jam lebih awal dari Greenwich. Waktu Indonesia Tengah (WITA) meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur. Selisih waktu di wilayah-wilayah ini 8 jam lebih awal dari waktu Greenwich. Waktu Indonesia Timur (WIT) meliputi Irian Jaya dan Maluku. Selisih waktunya 9 jam lebih awal dari Greenwich.
Flora di Indonesia dikelompokan menjadi beberapa kelompok, yaitu:hutan musim terdapat di daerah yang memiliki musim kemarau yang panjang seperti Jawa Tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara;
hutan hujan tropis terletak di sekitar garis khatulistiwa seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua; sabana, yaitu padang rumput yang luas diselingi pepohonan, seperti sabana daerah Nusa Tenggara; stepa merupakan padang rumput yang sangat luas yang biasa dimanfaatkan sebagai area perternakan, misalnya stepa di Nusa Tenggara Timur; dan hutan bakau (mangrove) yaitu bakau tumbuh di daerah pantai, hutan bakau di pantai Jawa, Papua, dan Sumatra bagian timur.
Fauna di Indonesia dikelompokan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
Fauna tipe asiatis seperti gajah, harimau, orang utan, dan badak.
Fauna tipe peralihan seperti komodo, babi rusa, anoa, biawak, koala, dan burung maleo.
Fauna tipe australis, misalnya kangguru, cendrawasih, kasuari, kakatua, kuskus, dan nuri.
Kenampakan alam dapat dibedakan menjadi dua.
Kenampakan alam alami, yaitu kenampakan alam yang terbentuk dengan sendirinya. Misalnya, gunung, pegunungan, danau, laut, pantai, dan sungai.
Kenampakan alam buatan, yaitu kenampakan alam yang sengaja dibentuk oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Misalnya, perkebunan, kawasan industri, dan bendungan.
Bab 3 Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Indonesia
Ada dua faktor yang menyebabkan perbedaan suku bangsa di Indonesia yaitu lingkungan geografis dan induk suku bangsa. Bentuk-bentuk kebudayaan daerah antara lain rumah adat, lagu daerah, tari daerah, alat musik, senjata tradisional, dan upacara adat. Manfaat keragaman budaya Indonesia yaitu:mempererat tali persaudaraan, menjadi aset wisata yang dapat menghasilkan pendapatan bagi negara, dan memperkaya kebudayaan nasional.
Menghormati budaya daerah lain dapat diwujudkan melalui beberapa sikap berikut.
Tidak menonjolkan budaya daerah sendiri.
Tidak menjelek-jelekan budaya daerah lain.
mau menonton pertunjukan budaya daerah lain.
Mau mempelajari budaya daerah lain.
Bersikap positif terhadap budaya daerah lain.
Bab 4 Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia
Jenis-jenis usaha perekonomian yaitu: industri, agraris,. ekstra Jenis-jenis kegiatan ekonomi yaitu: produksi, distribusi, dan konsumsi Jenis-jenis pengelolaan usaha yaitu sebagai berikut.
Usaha yang dikelola perseorangan. Usaha yang dikelola kelompok : CV, Firma, PT, Yayasan, Koperasi.
Jenis-jenis badan usaha yaitu sebagai berikut.
BUMN, yaitu badan ekonomi yang dimiliki oleh negara. BUMS, yaitu badan usaha yang sebagian besar atau seluruh modalnya dimiliki oleh swasta. BUMD, yaitu badan usaha yang dimiliki oleh pemerintah daerah.
Rangkuman Materi Pelajaran IPS kelas 5 SD/MI Semester 2
Bab 5 Perjuangan pada Masa Penjajahan Belanda dan Jepang
Belanda pertama kali masuk Indonesia pada 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Mereka sampai di Banten yang saat itu merupakan pelabuhan lada utama di Jawa Barat. Untuk menghindari persaingan antara para pedagang Belanda, pemerintah Belanda membentuk persekutuan atau kongsi dagang yang diberi nama Vereenigde Ooost Indische Compagnie (VOC) pada 20 Maret 1602. Jan Pieterzoon Coen merupakan Gubernur Jendral VOC pertama di Indonesia. Jan Pieterzoon Coen berhasil menyerang dan merebut Jayakarta dari Pangeran Wijayakrama dan mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia. Deandels memberlakukan kerja paksa, yang dinamakan rodi, untuk membangun jalan dari Anyer sampai Panarukan yang panjangnya ± 1.100 km. Ribuan rakyat Indonesia dipaksa bekerja tanpa henti dan tanpa makanan yang cukup untuk membangun jalan ini. Akibatnya, banyak rakyat Indonesia yang meninggal dalam kerja paksa ini. Thomas Stamford Raffles ditunjuk sebagai gubernur jendral yang mewakili pemerintah Inggris di Nusantara. Raffles memberlakukan kebijakan wajib kerja untuk menanam tanaman yang laku di pasaran dunia seperti kopi dan kayu jati.
Pada masa pemerintahannya, Van den Bosch memberlakukan sistem tanam paksa atau Cultuur Stelsel. Beberapa tokoh yang memimpin perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah antara lain Pattimura, Tuanku Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, pangeran Antasari, Sisingamangaraja XII, dan Teuku Umar. Pada 7 Desember 1941, Jepang berhasil menyerang Pearl Harbour yang merupakan pangkalan perang Amerika Serikat di Pasifik.
Pada 8 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat pada Jepang. Penyerahan tersebut ditandai dengan ditandatanganinya perjanjian di Kalijati, Subang.Untuk memikat hati rakyat Indonesia dan mau membantu Jepang dalam berperang, Jepang melakukan berbagai cara. Cara-cara tersebut antara lain sebagai berikut.
Jepang mengizinkan bendera merah putih berkibar.
Jepang mengizinkan lagu Indonesia raya dinyanyikan.
Jepang mengizinkan penggunaan Bahasa Indonesia.
Beberapa tokoh yang memimpin rakyatnya untuk berjuang melawan penjajah Jepang antara lain Teuku Abdul Jalil, Teuku Abdul Hamid, K.H. Zaenal Mustafa, dan Supriyadi.
Bab 6 Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Sejak 1908, di Indonesia berdiri beberapa organisasi pergerakan. Organisasi-organisasi tersebut antara lain Budi Utomo, Syarikat Islam, Indische Partij, Indische Social Demokratische Vereeniging (ISDV), Perhimpunan Indonesia, Partai Nasional Indonesia, Partindo dan PNI baru, Partai Indonesia Raya, serta Gabungan Politik Indonesia (GAPI).
Salah satu peristiwa penting terjadi pada masa pergerakan ini, yaitu peristiwa Sumpah Pemuda.
Pada 1 Maret 1945 Pemerintah Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai. BPUPKI bertugas mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting menyangkut kehidupan politik dan ekonomi dalam upaya pembentukan Negara Indonesia merdeka.
Pengurus BPUPKI diangkat pada 29 April 1945. Dr. Radjiman Widyodiningrat dipilih sebagai ketua BPUPKI dan Raden Panji Suroso dipilih sebagai kepala sekretariat BPUPKI. Sidang pertama BPUKPI dilaksanakan pada 29 Mei–1 Juni 1945. Sidang ini melakukan pembahasan mengenai dasar negara. Beberapa tokoh yang memberikan usul mengenai dasar negara adalah Mr. Muh. Yamin, Prof. DR. Mr. Supomo, dan Ir. sukarno.
Sidang Panitia Sembilan telah berhasil merumuskan rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang di dalamnya termuat pula dasar negara Indonesia merdeka. Dokumen ini oleh Mr. Muh. Yamin diberi nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Pada 7 Agustus 1945 dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai. Tugas PPKI adalah mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemerdekaan Indonesia.
Beberapa cara untuk mengenang dan menghargai jasa pahlawan antara lain sebagai berikut.
Meniru semangat juang para pahlawan dan mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Melakukan ziarah ke makam pahlawan dan mendoakan mereka.
Mengheningkan cipta untuk mengenang jasa pahlawan.
Menggunakan nama pahlawan untuk menamai jalan atau gedung.
Bab 7 Perjuangan Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia
Pada 14 Agustus 1945, Presiden Amerika Serikat mengumumkan bahwa Jepang telah menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Berita kekalahan Jepang ini mendorong para pemuda untuk menghadap Ir. Soekarno dan meminta agar Ir. Sukarno segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 16 Agustus 1945. Ir. Sukarno menolak usulan golongan muda dengan alasan beliau akan bermusyawarah dulu dengan anggota PPKI yang lain.
Pada 16 Agustus 1945, golongan muda membawa Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta ke Rengasdengklok, Karawang.
Pada 17 Agustus 1945 pukul 02.00, Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Subarjo membahas perumusan isi naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Rapat ini dilakukan di ruang makan rumah Laksamana Tadashi Maeda. Naskah Proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno dan didampingi oleh Drs. Moh. Hatta pada Jumat 17 Agustus 1945. Dengan dikumandangkannya Proklamasi, sejak hari itu lahirlah sebuah negara baru, yaitu Republik Indonesia.
Bab 8 Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Secara umum perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia ini dibagi menjadi dua cara, yaitu perjuangan secara fisik dengan mengangkat senjata dan perjuangan melalui jalur diplomasi atau perundingan.
Pada 29 September 1945, tentara Inggris mendarat di Jakarta di bawah pimpinan Sir Philip Christison, yaitu pimpinan AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indie) atau Pasukan Sekutu Hindia Belanda. Tujuan AFNEI yang datang atas nama sekutu ini adalah untuk melucuti senjata tentara Jepang.
Tentara Inggris yang datang ke Indonesia ini diboncengi oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration), yaitu pemerintahan sipil Belanda atas Indonesia. Beberapa pertempuran untuk mempertahankan kemerdekaan yang terjadi di Indonesia antara lain pertempuran Surabaya, pertempuran Ambarawa, pertempuran Medan Area, dan peristiwa Bandung Lautan Api.
Beberapa perundingan yang dilakukan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia antara lain perundingan Linggajati, perjanjian Renville, perundingan Roem-Royen, dan Konferensi Meja Bundar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar