MAKALAH DIKSI ATAU PILIHAN KATA
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Bahasa
Indonesia
Dosen
Pengampu : DWI
VIORA,M.Pd
DISUSUN
OLEH : HANDIKA
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PAHLAWAN
TUANKU TAMBUSAI
T.P 2017
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena
atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Pendididkan Bahasa indonesia yang di bimbing oleh Ibu Dwi Viora M.pd, dengan
judul Diksi atau Pilihan Kata, Sesuai
dengan waktu yang telah di tentukan. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada nabi kita yaitu Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita
dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat
sekarang. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan smakalah ini terdapat
banyak kesalahan dan kelemahan. Maka
dari itu kami mohon saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Bangkinang, 23 Oktober 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar
Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................
A. Pengertian
Diksi atau Pilihan Kata....................................................... 2
B. Syarat-syarat
Diksi atau Pilihan Kata................................................... 3
C. Kata
Denotatif dan Kata Konotatif.................................................... 4
D. Kata
Umum dan Kata Khusus............................................................. 5
E. Kata
Konkret dan Kata Abstrak.......................................................... 5
F. Pembentukan
Kata .............................................................................. 6
G. Kesalahan
Pembentukan dan Pemilihan Kata...................................... 7
H. Ungkapan
Idiomatik............................................................................. 10
BAB
III PENUTUP.........................................................................................
A. KESIMPULAN.................................................................................. 11
B. SARAN............................................................................................... 11
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Harus diakui saat ini orang sering
mengesampingkan pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara
pemilihan kata atau diksi. Kita pun sering mengalami kesalahan, hal itu terjadi
karena kita tidak mengetahui pentingnya menguasai bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Penggunaan diksi sangat penting agar terciptanya komunikasi yang
efektif. Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu
keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal
pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut
terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya
digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa tulis
(jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca
mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.Dalam makalah ini, penulis
berusaha menjelaskan mengenai diksi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari
yang baik. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir kesalah yang terjadi saat
berkomunikasi.
1.2Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan
pengertian diksi atau pilihan kata ?
2. Apa saja syarat-syarat diksi atau
pilihan kata ?
3. Apa-apa saja pembagian diksi atau
pilihan kata ?
1.3 Tujuan
penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian diksi
atau pilihan kata
2. Untuk mengetahui syarat-syarat
diksi atau pilihan kata
3. Untuk mengetahui apa saja
pembagian diksi atau pilihan kata
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Diksi atau Pilihan Kata
Dalam KBBI (2002 : 264) diksi diartikan
sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang duharapkan.
Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal karang-mengarang,
hal tulis-menulis, serta tutur sapa.
Menurut
Gorys Keraf pengertian diksi yaitu sebagai berikut :
a. Diksi
mencakup kata-kata yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, cara
menggabungkan kata-kata yang tepat dan gaya yang paling baik digunakan dalam
situasi tertentu.
b. Diksi
adalah kemampuan secara tepat membedakan nuansa-nuansa makna dari gagasan yang
ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan
situasi dan nilai rasa yang memiliki kelompok masyarakat pendengar atau
pembaca.
c. Diksi
yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan kosakata yang
banyak.
Ada beberapa pengertian diksi diantaranya adalah
membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham
terhadap apa yang di sampaikan oleh pembicara atau penulis, untuk mencapai
target komunikasi yang efektif, melambangkan gagasan yang diekspresikan secara
verbal, membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak
resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
B.
Syarat
Diksi atau Pilihan Kata
1. Bedakan
secara cermat kata denotasi dan konotasi. Donotasi adalah kata yang bermakna
lugas atau tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi adalah kata yang dapat
menimbulkan bermacam-macam makna.
contoh :
·
Bunga eldeweis hanya
tumbuh ditempat yang tinggi. (denotasi)
·
Sinta dalah bunga desa
di kampungnya. (konotasi)
2. Membedakan
dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim
contoh :
·
Siapa pengubah peraturan yang memberatkan pengusaha
?
·
Pembebasan bea masuk
untuk jenis barang tertentu adalah peubahperaturan
yang selama ini memberatkan pengusaha
3. Membedakan
kata-kata yang mirip ejaannya.
contoh :
intensif-insensif
karton-kartun
4. Tidak
menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika
pemahaman belum dapat dipastikan.
contoh :
·
Modern : canggih
(secara subjektif)
·
modern : terbaru atau
muktahir
·
canggih : banyak cakap,
suka menganggu, banyak mengetahui, bergaya intelektual (menurut kamus)
5. Waspada
terhadap penggunaan imbuhan asing
contoh :
·
Dilegalisir seharusnya
dilegalisasi
·
koordinir seharusnya
koordinasi
6. Bedakan
kata khusus dan kata umum
contoh :
Kata umum : a)
ikan, b)bunga, c)membawa, d)dan melihat.
Kata khusus :
a)gurame, lele, tuna, dll
b)mawar, melati, anggrek,dll
c)memikul,menjinjing, mengepit
d)menatap, menoleh, mengintip.
C. Kata Denotatif dan Kata Konotatif
Kata
denotatif yaitu kata yang tidak
mengandung makna atau perasaan-perasaan tambahan disebut dengan kata denotatif.
contoh :
ü Tangan
kanan ikhsan terkilir
ü Rudi
menjual kambing hitam miliknya.
ü Ia
naik tangga untuk memperbaiki genteng rumah yang bocor.
Kata konotatif yaitu kata yang mengandung arti
tambahan, perasaan tertentu atau nilai rasa tertentu disamping makna dasar yang
umum dinamakan kata konotatif atau konotasi.
contoh:
ü Banyak
pahlawan yang telah gugur dalam medan perang.
(gugur :
meninggal dunia)
ü Ia
tak pantang menyerah meski banyak aral melintang.
(aral melintang
: rintangan, hambatan)
ü Para
TNI turun tangan dalam pencarian korban tragedi kecelakaan pesawat.
(turun tangan : ikut membantu)
Kata denotatif dan Kata konotatif
berhubungan erat dengan kebutuhan pemkaian bahasa. Kata denotatif ialah arti
harfiah suatu kata tanpa ada satu makan yang mempunyai tautan pikiran,
perasaan, dan lain-lain yang menimbulkan nilai rasa tertentu. Dengan kata lain
kata denotatif adalah makna yang bersifat umum, sedangkan kata konotatif lebih
bersifat pribadi dan khusus.
Kalimat di bawah ini menunjukkan hal itu.
·
Dia adalah wanita
cantik (denotatif)
·
Dia adalah wanita
manis(konotatif)
Kata cantik lebih umum daripada kata manis, kata
cantik akan memberikan gambaran umum tentang soerang wanita. Akan tetapi, dalam
kata manis terkandung suatu maksud yang lebih bersifat memukau prasaan kita.
D.
Kata
Umum dan Kata Khusus
Kata umum adalah kata yang acuannya
lebih luas. Kata khusus adalah kata yang acuannya lebih sempit dan khusus.
Misalnya ikan termasuk kata umum, sedangkan kata khusus dari ikan adalah
mujair, lele, gurami, gabus, dan koi. Contoh kata bermakna umum yang lain
adalah bunga, kata bunga memiliki acuan yang luas daripada mawar. Bunga bukan
hanya mawar, melainkan juga ros, melati, dahlia, anggrek, dan cempaka.
Sebaliknya melati pasti sejenis bunga, anggrek juga tergolong bunga, dahlia
juga merupakan jenis bunga. Kata bunga memiliki acuan yang lebih luas disebut
umum, sedangkan kata dahlia, anggrek, cempaka, melati, aatau ros memiliki acuan
yang lebih khusus dan disebut kata khusus.
Pasangan
kata umum dan kata khusus harus dibedakan dalam pengacuan yang generic dan
spesifik. Sapi, kerbau, kuda dan keledai adalah hewan-hewan yang termasuk
segolongan, yaitu golongan hewan mamalia. Dengna demikian, kata hewan mamalia
berdifat umum (generik), sedangkan sapi, kerbau, kuda, dan keledai adalah kata
khusus (spesifik).
E.
Kata
Konkret dan Kata Abstrak
Kata konkret adalah kata yang acuannya
dapat diserap oleh pancaindra. Misalnya meja, rumah, mobil, air, cantik,
hangat, wangi, suara. Sedangkan kata abstrak adalah kata yang acuannya sulit
diserap oleh pancaindra. Misalnya, perdamaian, gagasan. Kata abstrak digunakan
untuk mengungkapkan gagasan rumit, kata abstrak mampu membedakan secara halus
gagasan yang bersifat teknis dan khusus. Akan tetapi jika kata abstrak terlalu
di obral atau dihambur-hamburkan dalam suatu karangan, maka karangan itu dapat
menjadi samar dan tidak cermat.
F.
Pembentukan
Kata
Ada
dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar bahasa Indonesia.
Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosakata baru dengan dasar kata yang
sudah ada, sedangkan dari luar bahasa Indonesia terbentuk kata baru melalui
unsur serapan.
Dari
dalam bahasa Indonesia terbentuk kata baru, misalnya :
DAYA
|
TATA
|
SERBA
|
Daya tahan
|
Tata buku
|
Serba putih
|
Daya pukul
|
Tata bahasa
|
Serba plastik
|
Daya Tarik
|
Tata rias
|
Serba kuat
|
Daya serap
|
Tata cara
|
Serba tahu
|
Dari luar bahasa Indonesia terbentuk kata-kata
melalui pungutan kata, misalnya :
1. Bang 5.
wisata
2. kredit
6. santai
3. valuta
7. nyeri
4. televise
8. candak kulak
Kita sadar bahwa kosakata bahasa Indonesia banyak
dipengaruhi oleh bahasa asing. Kontak bahasa memang tidak dapat dielakkan
karena kita berhubungan dengan bangsa lain, oleh sebab itu pedoman umum
pembentukan istilah yang kini telah beredar di seluruh nusantara membantu upaya
itu.
Bentuk-bentuk serapan ada empat macam yaitu :
1) Kita
mengambil kata yang sudah sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia. yang termasuk
kata itu adalah: bank, opname, dan golf
2) Kita
mengambil kata dan menyesuaikan kata itu dengan ejaan bahasa Indonesia. Yang
termasuk kata itu adalah : (subject : subjek), (apotheek : apotek), (standard :
standar), dan (university : universitas)
3) Kita
menerjemahkan istilah-istilah asing ke dalam bahasa Indonesia. Yang tergolong
ke dalam bentuk ini ialah : (starting point : titik tolak), (meet the press :
jumpa pers), (up to date : mutakhir), (briefing : taklimat), dan (hearing :
dengar kalimat).
4) Kita
mengambil istilah yang tepat seperti aslinya karena sifat keuniversalnya. Yang
termasuk golongan ini adalah : de facto, status quo, cum laude, dan ad hoc.
G.
Kesalahan
Pembentukan dan Pemilihan Kata
Pada
bagian berikut akan diperlihatkan kesalahan pembentukan kata, yang sering kita
temukan, baik didalam bahasa lisan maupun dalam bahsa tulis. Setelah
diperlihatkan bentuk yang salah, diperlihatkan pula bentuk yang benar yang
merupakan perbaikannya.
a) Penanggalan
Awalan meng-
Penanggalan
awalan meng- pada judul berita dalam
surat kabar diperbolehkan. Namun, dalam teks beritanya awalan meng- harus eksplisit. Di bawah ini di perlihatkan
bentuk yang salah dan bentuk yang benar.
Ø Amerika
Serikat luncurkan pesawat bolak-balik
Columbia.(salah)
Amerika Serikat meluncurkan pesawat bolak-balik Columbia.
(benar)
Ø Jaksa
Agung, A. Rachman Saleh, periksa mantan
Presiden Soeharto. (salah)
Jaksa Agung, A
Rachman Saleh memeriksa mantan Presiden
Soeharto. (benar)
b) Penanggalan
Awalan ber-
Ø Sampai
jumpa lagi. (salah)
Sampai berjumpa lagi. (benar)
Ø Pendapat
saya beda dengan pendapatnya. (salah)
Pendapat saya berbeda dengan pendapatnya. (benar)
c) Peluluhan
Bunyi C
Kata dasar yang
diawali bunyi c sering menjadi luluh apabila mendapat meng- padahal, sesungguhnya bunyi c tidak luluh
apabila mendapat awalan meng-
Dibawah ini
diperlihatkan bentuk salah dan benar.
Ø Wakidi
sedang menyuci mobil. (salah)
Wakidi sedang mencuci mobil. (benar)
Ø Eka
lebih menyintai boby daripada menyintai roy. (salah)
Eka lebih
mencintai boby daripada mencintai roy. (benar)
d) Bunyi
/S/, /K/, /P/, dan /T/ yang tidak luluh
Kata dasar yang
bunyi awalnya /s/, /k/, /p/, dan/ t/ sering tidak luluh jika mendapat awalan
meng- atau peng- padahal, menurut kaidah baku bunyi-bunyi itu
harus lebur menjadi bunyi sengau. Dibawah ini dibedakan bentuk salah dan benar
dalam pemakaian sehar-hari
Ø Eksistensi
Indonesia sebagai Negara pensuplai minyak
sebaiknya dipertahankan. (salah)
Eksistensi
Indonesia sebagai Negara penyuplai minyak
sebaiknya dipertahankan. (benar)
Ø Bangsa
Indonesia mampu mengkikis habis paham
komunis sampai ke akar-akarnya. (salah)
Bangsa Indonesia
mampu mengikis habis paham komunis sampai
ke akar-akarnya. (benar)
Ø Semua
warga Negara harus mentaati peraturan yang
berlaku. (salah)
Semua warga
Negara harus menaati peraturan yang
berlaku. (benar)
e) Awalan
ke- yang Keliru
Pada kenyataan
sehari-hari, kata-kata yang seharusnya berawalan ter- sering diberi awalan ke- . Hal itu disebabkan
oleh kekurang cermatan dalam memilih awalan yang tepat. Umumnya, kesalahan itu
dipengaruhi oleh bahasa daerah.
Ø Pengendara
motor itu meninggal karena ketabrak oleh
metro mini. (salah)
Pengendara motor
itu meninggal karena tertabrak oleh metro
mini. (benar)
Ø Dompet
saya tidak kebawa karena waktu berangkat,
saya tergesa-gesa. (salah)
Dompet saya
tidak terbawa karena waktu berangkat, saa
tergesa-gesa. (benar)
Ø Mengapa
kamu ketawa terus ? (salah)
Mengapa kamu tertawa terus ? (benar)
Perlu
diketahui bahwa awalan ke- hanya dapat
menempel pada kata bilangan. Selain di depan kata bilangan, awalan ke- tidak dapat dipakai. Pengecualiaan terdapat pada
kata kekasih, kehendak, dan ketua. Oleh karena itu, kata ketawa, kecantol,
keseleo, kebawa, ketabrak, bukanlah bentuk baku dalam bahasa indoneisa.
Bentuk-bentuk yang benar ialah kedua, ketiga, keempat, kesepuluh, keseribu, dan
seterusnya.
f) Pemakaian
Akhiran -ir
Pemakaian
akhiran -ir sangat produktif dalam
penggunaan bahasa indoneisa sehari-hari. Padahal, dalam bahasa Indonesia baku,
untuk pemakaian akhiran -ir adalah -asi atau
-isasi.
Ø Saya
sanggup mengkoordinir kegiata itu. (salah)
Saya sanggup mengkoordinasi kegiatan itu. (benar)
Ø Soekarno-Hatta
memproklamirkan Negara republik Indonesia.
(salah)
Soekarno-Hatta memproklamasikan Negara republik Indonesia.
(benar).
H.
Ungkapan
Idiomatik
Ungkapan
idiomatik adalah konstruksi yang khas
pada status bahasa yang salah satu unsurnya tidak dapat dihilangkan atau
diganti. Ungkapan idiomatik adalah kata-kata yang mempunyai sifat idiom yang
tidak terkena kaidah ekonomi bashasa. Ungkapan yang bersifat idiomatik terdiri
atas dua atau tiga kata yang dapat memperkuat diksi di dalam tulisan.
Beberapa
contoh pemakaian ungkapan idiomatik adalah sebagai berikut :
Ø Menteri
dalam negri bertemu Presiden SBY. (salah)
Menteri dalam
negri bertemu dengan SBY. (benar).
Yang benar ialah
bertemu dengan
Disamping itu, ada beberapa kata yang berbentuk
seperti itu, yaitu : sehubungan dengan, berhubungan dengan, sesuai dengan,
bertepatan dengan, dan sejalan dengan.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang
dalam memilih kata untuk mencapai penyampaian yang tepat dalam berbicara atau
menulis, sehingga tidak menimbulkan makna yang tidak dikehendaki pembicara atau
penulis. Dalam pemilihan kata terdapat berbagai syarat yang harus tepat agar
mencapai diksi yang baik dan tepat, diantaranya yaitu :
1) Membedakan
secara cermat denotasi dan konotasi.
2) Membedakan
dengan cermat kata-kata yang hamper bersinonim.
3) Membedakan
kata-kata yang mirip dengan ejaannya.
4) Hindarilah
kata-kata ciptaan sendiri.
5) Waspadalah
terhadap penggunaan akhiran asing.
6) Membedakan
kata umum dan kata khusus.
B. SARAN
Dengan adanya penelitian ini penulis dapat
mengetahui lebih mendalam tentang diksi atau pemilihan kata,serta penulis
berharap dengan adanya karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pelajar, mahasiswa
serta semua pihak yang membaca karya ilmiah ini. Melalui makalah ini supaya
penulis dapat memahami lebih mendalam lagi sehingga dapat membentuk generasi
yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik. sebagai seorang mahasiswa,perlu
sekali mempelajari dan memahami bagaimana penggunaan diksi yang tepat dan
cermat karena seorang mahasiswa itu selalu disebabkan dan berkelut dengan
karya-karya tulis dalam setiap tugas perkuliahannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Keraf Gorys, (2007). Pengertian Diksi. Jakarta: Erlangga
http://tugaskuliah15.blospot.co.id/2015/10/makalah-bahasa-indonesia-diksi-atau.html
http://www.geogle.co.id/search?hl=id&cr=countryid&q=pilihan+kata+dalam+bahasa+indonesia&star=10&sa
.
.