Kamis, 25 Oktober 2018

Makalah Bahasa Indonesia Tentang Diksi Atau Pilihan Kata


                                    MAKALAH DIKSI ATAU PILIHAN KATA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : DWI VIORA,M.Pd




          DISUSUN OLEH : HANDIKA




FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
T.P 2017



KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pendididkan Bahasa indonesia yang di bimbing oleh Ibu Dwi Viora M.pd, dengan judul Diksi atau Pilihan Kata,  Sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi kita yaitu Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan smakalah ini terdapat banyak  kesalahan dan kelemahan. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.







               
Bangkinang, 23 Oktober 2017

                                                                                                                Penulis




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR  ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1.1  Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................
A.    Pengertian Diksi atau Pilihan Kata....................................................... 2
B.     Syarat-syarat Diksi atau Pilihan Kata................................................... 3
C.     Kata Denotatif dan  Kata Konotatif.................................................... 4
D.    Kata Umum dan Kata Khusus............................................................. 5
E.     Kata Konkret dan Kata Abstrak.......................................................... 5
F.      Pembentukan Kata .............................................................................. 6
G.    Kesalahan Pembentukan dan Pemilihan Kata...................................... 7
H.    Ungkapan Idiomatik............................................................................. 10
BAB III PENUTUP.........................................................................................
A.    KESIMPULAN.................................................................................. 11
B.     SARAN............................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Harus diakui saat ini orang sering mengesampingkan pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi. Kita pun sering mengalami kesalahan, hal itu terjadi karena kita tidak mengetahui pentingnya menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan diksi sangat penting agar terciptanya komunikasi yang efektif. Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang baik. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir kesalah yang terjadi saat berkomunikasi. 
1.2Rumusan Masalah
            1. Apa yang dimaksud dengan pengertian diksi atau pilihan kata ?
            2. Apa saja syarat-syarat diksi atau pilihan kata ?
            3. Apa-apa saja pembagian diksi atau pilihan kata ?
     1.3 Tujuan penulisan
            1. Untuk mengetahui pengertian diksi atau pilihan kata
            2. Untuk mengetahui syarat-syarat diksi atau pilihan kata
            3. Untuk mengetahui apa saja pembagian diksi atau pilihan kata
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Diksi atau Pilihan Kata
Dalam KBBI (2002 : 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang duharapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa.
Menurut Gorys Keraf pengertian diksi yaitu sebagai berikut :
a.       Diksi mencakup kata-kata yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, cara menggabungkan kata-kata yang tepat dan gaya yang paling baik digunakan dalam situasi tertentu.
b.      Diksi adalah kemampuan secara tepat membedakan nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang memiliki kelompok masyarakat pendengar atau pembaca.
c.       Diksi yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan kosakata yang banyak. 
Ada beberapa pengertian diksi diantaranya adalah membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang di sampaikan oleh pembicara atau penulis, untuk mencapai target komunikasi yang efektif, melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal, membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.



B.     Syarat Diksi atau Pilihan Kata
1.      Bedakan secara cermat kata denotasi dan konotasi. Donotasi adalah kata yang bermakna lugas atau tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi adalah kata yang dapat menimbulkan bermacam-macam makna.
contoh :
·         Bunga eldeweis hanya tumbuh ditempat yang tinggi. (denotasi)
·         Sinta dalah bunga desa di kampungnya. (konotasi)
2.      Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim
contoh :
·         Siapa pengubah peraturan yang memberatkan pengusaha ?
·         Pembebasan bea masuk untuk jenis barang tertentu adalah peubahperaturan yang selama ini memberatkan pengusaha
3.      Membedakan kata-kata yang mirip ejaannya.
contoh : intensif-insensif
               karton-kartun
4.      Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan.
contoh :
·         Modern : canggih (secara subjektif)
·         modern : terbaru atau muktahir
·         canggih : banyak cakap, suka menganggu, banyak mengetahui, bergaya intelektual (menurut kamus)
5.      Waspada terhadap penggunaan imbuhan asing
contoh   :
·         Dilegalisir seharusnya dilegalisasi
·         koordinir seharusnya koordinasi
6.      Bedakan kata khusus dan kata umum
contoh :
Kata umum : a) ikan, b)bunga, c)membawa, d)dan melihat.
Kata khusus : a)gurame, lele, tuna, dll
 b)mawar, melati, anggrek,dll
 c)memikul,menjinjing, mengepit
 d)menatap, menoleh, mengintip.
C.     Kata Denotatif  dan Kata Konotatif
Kata denotatif  yaitu kata yang tidak mengandung makna atau perasaan-perasaan tambahan disebut dengan kata denotatif.
contoh :
ü  Tangan kanan ikhsan terkilir
ü  Rudi menjual kambing hitam miliknya.
ü  Ia naik tangga untuk memperbaiki genteng rumah yang bocor.
Kata konotatif yaitu kata yang mengandung arti tambahan, perasaan tertentu atau nilai rasa tertentu disamping makna dasar yang umum dinamakan kata konotatif atau konotasi.
contoh:
ü  Banyak pahlawan yang telah gugur dalam medan perang.
(gugur : meninggal dunia)
ü  Ia tak pantang menyerah meski banyak aral melintang.
(aral melintang : rintangan, hambatan)
ü  Para TNI turun tangan dalam pencarian korban tragedi kecelakaan pesawat.
(turun tangan : ikut membantu)
Kata denotatif dan Kata konotatif berhubungan erat dengan kebutuhan pemkaian bahasa. Kata denotatif ialah arti harfiah suatu kata tanpa ada satu makan yang mempunyai tautan pikiran, perasaan, dan lain-lain yang menimbulkan nilai rasa tertentu. Dengan kata lain kata denotatif adalah makna yang bersifat umum, sedangkan kata konotatif lebih bersifat pribadi dan khusus.

Kalimat di bawah ini menunjukkan hal itu.
·         Dia adalah wanita cantik (denotatif)
·         Dia adalah wanita manis(konotatif)
Kata cantik lebih umum daripada kata manis, kata cantik akan memberikan gambaran umum tentang soerang wanita. Akan tetapi, dalam kata manis terkandung suatu maksud yang lebih bersifat memukau prasaan kita.
D.    Kata Umum dan Kata Khusus
Kata umum adalah kata yang acuannya lebih luas. Kata khusus adalah kata yang acuannya lebih sempit dan khusus. Misalnya ikan termasuk kata umum, sedangkan kata khusus dari ikan adalah mujair, lele, gurami, gabus, dan koi. Contoh kata bermakna umum yang lain adalah bunga, kata bunga memiliki acuan yang luas daripada mawar. Bunga bukan hanya mawar, melainkan juga ros, melati, dahlia, anggrek, dan cempaka. Sebaliknya melati pasti sejenis bunga, anggrek juga tergolong bunga, dahlia juga merupakan jenis bunga. Kata bunga memiliki acuan yang lebih luas disebut umum, sedangkan kata dahlia, anggrek, cempaka, melati, aatau ros memiliki acuan yang lebih khusus dan disebut kata khusus.
Pasangan kata umum dan kata khusus harus dibedakan dalam pengacuan yang generic dan spesifik. Sapi, kerbau, kuda dan keledai adalah hewan-hewan yang termasuk segolongan, yaitu golongan hewan mamalia. Dengna demikian, kata hewan mamalia berdifat umum (generik), sedangkan sapi, kerbau, kuda, dan keledai adalah kata khusus (spesifik).
E.     Kata Konkret  dan Kata Abstrak
Kata konkret adalah kata yang acuannya dapat diserap oleh pancaindra. Misalnya meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Sedangkan kata abstrak adalah kata yang acuannya sulit diserap oleh pancaindra. Misalnya, perdamaian, gagasan. Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit, kata abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang bersifat teknis dan khusus. Akan tetapi jika kata abstrak terlalu di obral atau dihambur-hamburkan dalam suatu karangan, maka karangan itu dapat menjadi samar dan tidak cermat.
F.     Pembentukan Kata
Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar bahasa Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosakata baru dengan dasar kata yang sudah ada, sedangkan dari luar bahasa Indonesia terbentuk kata baru melalui unsur serapan.
Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kata baru, misalnya :
          DAYA
           TATA
           SERBA
       Daya tahan
        Tata buku
         Serba putih
       Daya pukul
        Tata bahasa
         Serba plastik
       Daya Tarik
        Tata rias
         Serba kuat
       Daya serap
        Tata cara
         Serba tahu

Dari luar bahasa Indonesia terbentuk kata-kata melalui pungutan kata,      misalnya :
1. Bang     5. wisata  
2. kredit     6. santai
3. valuta      7. nyeri
4. televise    8. candak kulak
Kita sadar bahwa kosakata bahasa Indonesia banyak dipengaruhi oleh bahasa asing. Kontak bahasa memang tidak dapat dielakkan karena kita berhubungan dengan bangsa lain, oleh sebab itu pedoman umum pembentukan istilah yang kini telah beredar di seluruh nusantara membantu upaya itu.


Bentuk-bentuk serapan ada empat macam yaitu :
1)      Kita mengambil kata yang sudah sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia. yang termasuk kata itu adalah: bank, opname, dan golf
2)      Kita mengambil kata dan menyesuaikan kata itu dengan ejaan bahasa Indonesia. Yang termasuk kata itu adalah : (subject : subjek), (apotheek : apotek), (standard : standar), dan (university : universitas)
3)      Kita menerjemahkan istilah-istilah asing ke dalam bahasa Indonesia. Yang tergolong ke dalam bentuk ini ialah : (starting point : titik tolak), (meet the press : jumpa pers), (up to date : mutakhir), (briefing : taklimat), dan (hearing : dengar kalimat).
4)      Kita mengambil istilah yang tepat seperti aslinya karena sifat keuniversalnya. Yang termasuk golongan ini adalah : de facto, status quo, cum laude, dan ad hoc.
G.    Kesalahan Pembentukan dan Pemilihan Kata
Pada bagian berikut akan diperlihatkan kesalahan pembentukan kata, yang sering kita temukan, baik didalam bahasa lisan maupun dalam bahsa tulis. Setelah diperlihatkan bentuk yang salah, diperlihatkan pula bentuk yang benar yang merupakan perbaikannya.
a)      Penanggalan Awalan meng-
Penanggalan awalan meng-  pada judul berita dalam surat kabar diperbolehkan. Namun, dalam teks beritanya awalan meng-  harus eksplisit. Di bawah ini di perlihatkan bentuk yang salah dan bentuk yang benar.
Ø  Amerika Serikat luncurkan pesawat bolak-balik Columbia.(salah)
Amerika Serikat meluncurkan pesawat bolak-balik Columbia. (benar)
Ø  Jaksa Agung, A. Rachman Saleh, periksa mantan Presiden Soeharto. (salah)
Jaksa Agung, A Rachman Saleh memeriksa mantan Presiden Soeharto. (benar)
b)      Penanggalan Awalan ber-
Ø  Sampai jumpa lagi. (salah)
Sampai berjumpa lagi. (benar)
Ø  Pendapat saya beda dengan pendapatnya. (salah)
Pendapat saya berbeda dengan pendapatnya. (benar)
c)      Peluluhan Bunyi C
Kata dasar yang diawali bunyi c sering menjadi luluh apabila mendapat meng-  padahal, sesungguhnya bunyi c tidak luluh apabila mendapat awalan meng-
Dibawah ini diperlihatkan bentuk salah dan benar.
Ø  Wakidi sedang menyuci mobil. (salah)
Wakidi sedang mencuci mobil. (benar)
Ø  Eka lebih menyintai boby daripada menyintai roy. (salah)
Eka lebih mencintai boby daripada mencintai roy. (benar)
d)     Bunyi /S/, /K/, /P/, dan /T/ yang tidak luluh
Kata dasar yang bunyi awalnya /s/, /k/, /p/, dan/ t/ sering tidak luluh jika mendapat awalan meng-  atau peng-  padahal, menurut kaidah baku bunyi-bunyi itu harus lebur menjadi bunyi sengau. Dibawah ini dibedakan bentuk salah dan benar dalam pemakaian sehar-hari
Ø  Eksistensi Indonesia sebagai Negara pensuplai minyak sebaiknya dipertahankan. (salah)
Eksistensi Indonesia sebagai Negara penyuplai minyak sebaiknya dipertahankan. (benar)
Ø  Bangsa Indonesia mampu mengkikis habis paham komunis sampai ke akar-akarnya. (salah)
Bangsa Indonesia mampu mengikis habis paham komunis sampai ke akar-akarnya. (benar)
Ø  Semua warga Negara harus mentaati peraturan yang berlaku. (salah)
Semua warga Negara harus menaati peraturan yang berlaku. (benar)
e)      Awalan ke-  yang Keliru
Pada kenyataan sehari-hari, kata-kata yang seharusnya berawalan ter-  sering diberi awalan ke- . Hal itu disebabkan oleh kekurang cermatan dalam memilih awalan yang tepat. Umumnya, kesalahan itu dipengaruhi oleh bahasa daerah.
Ø  Pengendara motor itu meninggal karena ketabrak oleh metro mini. (salah)
Pengendara motor itu meninggal karena tertabrak oleh metro mini. (benar)
Ø  Dompet saya tidak kebawa karena waktu berangkat, saya tergesa-gesa. (salah)
Dompet saya tidak terbawa karena waktu berangkat, saa tergesa-gesa. (benar)
Ø  Mengapa kamu ketawa terus ? (salah)
Mengapa kamu tertawa terus ? (benar)
      Perlu diketahui bahwa awalan ke-  hanya dapat menempel pada kata bilangan. Selain di depan kata bilangan, awalan ke-  tidak dapat dipakai. Pengecualiaan terdapat pada kata kekasih, kehendak, dan ketua. Oleh karena itu, kata ketawa, kecantol, keseleo, kebawa, ketabrak, bukanlah bentuk baku dalam bahasa indoneisa. Bentuk-bentuk yang benar ialah kedua, ketiga, keempat, kesepuluh, keseribu, dan seterusnya.
f)       Pemakaian Akhiran   -ir
Pemakaian akhiran  -ir sangat produktif dalam penggunaan bahasa indoneisa sehari-hari. Padahal, dalam bahasa Indonesia baku, untuk pemakaian akhiran  -ir adalah  -asi atau  -isasi.
Ø  Saya sanggup mengkoordinir kegiata itu. (salah)
Saya sanggup mengkoordinasi kegiatan itu. (benar)
Ø  Soekarno-Hatta memproklamirkan Negara republik Indonesia. (salah)
Soekarno-Hatta memproklamasikan Negara republik Indonesia. (benar).
H.    Ungkapan Idiomatik
Ungkapan idiomatik  adalah konstruksi yang khas pada status bahasa yang salah satu unsurnya tidak dapat dihilangkan atau diganti. Ungkapan idiomatik adalah kata-kata yang mempunyai sifat idiom yang tidak terkena kaidah ekonomi bashasa. Ungkapan yang bersifat idiomatik terdiri atas dua atau tiga kata yang dapat memperkuat diksi di dalam tulisan.
Beberapa contoh pemakaian ungkapan idiomatik adalah sebagai berikut :
Ø  Menteri dalam negri bertemu Presiden SBY. (salah)
Menteri dalam negri bertemu dengan SBY. (benar).
Yang benar ialah bertemu dengan
Disamping itu, ada beberapa kata yang berbentuk seperti itu, yaitu : sehubungan dengan, berhubungan dengan, sesuai dengan, bertepatan dengan, dan sejalan dengan.









BAB III
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang dalam memilih kata untuk mencapai penyampaian yang tepat dalam berbicara atau menulis, sehingga tidak menimbulkan makna yang tidak dikehendaki pembicara atau penulis. Dalam pemilihan kata terdapat berbagai syarat yang harus tepat agar mencapai diksi yang baik dan tepat, diantaranya yaitu :
1)      Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi.
2)      Membedakan dengan cermat kata-kata yang hamper bersinonim.
3)      Membedakan kata-kata yang mirip dengan ejaannya.
4)      Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri.
5)      Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing.
6)      Membedakan kata umum dan kata khusus.
B.  SARAN
Dengan adanya penelitian ini penulis dapat mengetahui lebih mendalam tentang diksi atau pemilihan kata,serta penulis berharap dengan adanya karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pelajar, mahasiswa serta semua pihak yang membaca karya ilmiah ini. Melalui makalah ini supaya penulis dapat memahami lebih mendalam lagi sehingga dapat membentuk generasi yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik. sebagai seorang mahasiswa,perlu sekali mempelajari dan memahami bagaimana penggunaan diksi yang tepat dan cermat karena seorang mahasiswa itu selalu disebabkan dan berkelut dengan karya-karya tulis dalam setiap tugas perkuliahannya.
           


DAFTAR PUSTAKA

Keraf Gorys, (2007). Pengertian Diksi. Jakarta: Erlangga

http://tugaskuliah15.blospot.co.id/2015/10/makalah-bahasa-indonesia-diksi-atau.html

http://www.geogle.co.id/search?hl=id&cr=countryid&q=pilihan+kata+dalam+bahasa+indonesia&star=10&sa
.






















.