Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Dwi Viora, M.Pd.
Oleh: HANDIKA
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN
TUANKU TAMBUSAI
BANGKINANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. Makalah yang berjudul “Ejaan Bahasa Indonesia” ini membahas mengenai
pengertian ejaan, penulisan huruf, kata, singkatan dan akronim, serta penulisan
angka dan lambang bilangan.
Dalam penulisan makalah ini
kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan
makalah ini.
Kami sadar bahwa dalam
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan
masukan-masukan dan kritik yang membangun sebagai bahan evaluasi guna
memperbaiki makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Bangkinang 6 September 2017
Penulis
|
DAFTAR
ISI
.
Kata Pengantar……………………………………………………………….. i
.
Kata Pengantar……………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang ………………………………………………………. 1
- Rumusan Masalah…………………………………………………….. 1
- Tujuan.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
- Pengertian Ejaan…………………………………………………….... 3
- Penulisan Huruf………………………………………………………. 3
- Penulisan Kata………………………………………………………... 6
- Penulisan Singkatan dan Akronim……………………………………. 8
- Penulisan Angka dan Lambang Bilangan……………………………... 9
BAB III PENUTUP
- Simpulan................................................................................................ 10
- Saran………………………………………………………………….. 10
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering
sekali kita mendengar dan menjumpai orang-orang yang sulit mengungkapkan apa
yang ada di dalam
fikirannya. kita pun juga sering menjumpai banyak orang-orang yang boros dalam pemakaian sebuah kata, namun
tidak memiliki makna yang begitu berarti. Oleh karena itu agar kita tidak
seperti dua hal tersebut, maka kita harus mengetahui pentingnya peranan kata dan
ejaan dalam kehidupan sehari-hari.
Ejaan
adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan
huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Dalam
memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran aturan baku
digunakan. Dalam hal ini kita selaku warga Negara yang baik hendaknya selalu
memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia yang baik dan benar.
Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub materi dalam ketata bahasaan Indonesia,
yang memiliki peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa secara
tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat disampaikan dan di pahami
secara terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut dapat digunakan
dalam keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesia
dapat digunakan secara baik dan benar.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana pengertian dari
Ejaan?
2. Bagaimana penulisan huruf?
3. Bagaimana penulisan kata?
4. Bagaimana penulisan singkatan dan akronim?
2. Bagaimana penulisan huruf?
3. Bagaimana penulisan kata?
4. Bagaimana penulisan singkatan dan akronim?
5.
Bagaimana penulisan angka dan lambang bilangan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami pengertian dari ejaan.
2. Untuk memahami penulisan huruf.
3. Untuk memahami penulisan kata.
4. Untuk memahami penulisan singkatan dan akronim.
1. Untuk memahami pengertian dari ejaan.
2. Untuk memahami penulisan huruf.
3. Untuk memahami penulisan kata.
4. Untuk memahami penulisan singkatan dan akronim.
5.
Untuk memahami penulisan angka dan lambang bilangan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Ejaan
Menurut KBBI
ejaan ialah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan
sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Dengan demikian, secara sederhana dapat dikatakan bahwa ejaan adalah
seperangkat kaidah tulis-menulis yang meliputi kaidah penulisan huruf, kata,
dan tanda baca.
Ejaan mengatur
keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalulintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.
Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalulintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.
B.
Penulisan
Huruf
Berikut adalah pedoman
penulisan huruf sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang relevan untuk
Wikipedia.
a.
Penulisan Huruf Besar (Kapital)
Kaidah penulisan huruf besar dapat
digunakan dalam beberapa hal, yaitu :
1) Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya : Dia menulis surat di kamar.
Tugas matematika sudah dikerjakan.
2) Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya : Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah libur?”.
“Kemarin engkau terlambat”, kata ketua tingkat.
3) Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan
1) Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya : Dia menulis surat di kamar.
Tugas matematika sudah dikerjakan.
2) Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya : Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah libur?”.
“Kemarin engkau terlambat”, kata ketua tingkat.
3) Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan
nama Tuhan, kata ganti
Tuhan, dan nama kitab suci.
Misalnya : Allah Yang Maha kuasa lagi Maha
penyayang.
Terima kasih atas bimbingan-Mu ya Allah.
Terima kasih atas bimbingan-Mu ya Allah.
4)
Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya : Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin.
Kita adalah pengikut Nabi Muhammad saw.
Misalnya : Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin.
Kita adalah pengikut Nabi Muhammad saw.
5) Digunakan sebagai huruf pertama unsur
nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama
orang, pengganti nama orang tertentu, nama instansi, dan nama tempat.
Misalnya : Wakil Presiden Yusuf Kalla memberi bantuan mobil.
Laksamana Muda Udara Abd. Rahman telah dilantik.
Dia diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Depdiknas.
Bapak Gubernur Sulawesi Selatan menerima laporan korupsi.
Misalnya : Wakil Presiden Yusuf Kalla memberi bantuan mobil.
Laksamana Muda Udara Abd. Rahman telah dilantik.
Dia diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Depdiknas.
Bapak Gubernur Sulawesi Selatan menerima laporan korupsi.
6)
Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang.
Misalnya : Dewi Rasdiana Jufri
Misalnya : Dewi Rasdiana Jufri
7) Digunakan sebagai huruf pertama nama
bangsa, suku bangsa, dan nama bahasa.
Misalnya : bangsa Indonesia
suku Sunda
bahasa Inggris
Misalnya : bangsa Indonesia
suku Sunda
bahasa Inggris
8) Digunakan sebagai huruf pertama nama
tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa sejarah.
Misalnya : tahun Hijriyah
hari Jumat
bulan Desember
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
9) Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri.
Misalnya : Laut Jawa
Jazirah Arab
Asia Tenggara
10) Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga
hari Jumat
bulan Desember
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
9) Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri.
Misalnya : Laut Jawa
Jazirah Arab
Asia Tenggara
10) Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga
pemerintah,
ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, kecuali terdapat kata
penghubung.
Misalnya : Republik Indonesia
Misalnya : Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan
Rakyat
11) Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau sapaan
dan
pengacuan.
Misalnya : Surat Saudara sudah saya terima.
Mereka pergi ke rumah Pak Lurah.
12) Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya : Surat Anda telah saya balas.
Sudahkah Anda sholat?
13) Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan
Misalnya : Surat Saudara sudah saya terima.
Mereka pergi ke rumah Pak Lurah.
12) Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya : Surat Anda telah saya balas.
Sudahkah Anda sholat?
13) Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan
sapaan.
Misalnya : Dr. = doktor
S.H. = sarjana hukum
14) Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul, majalah, surat
Misalnya : Dr. = doktor
S.H. = sarjana hukum
14) Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul, majalah, surat
kabar, dan karangan ilmiah lainnya, kecuali
kata depan dan kata penghubung.
Misalnya : Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Misalnya : Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Ia menyelesaikan
makalah Asas-Asas Hukum Perdata.
b.
Penggunaan
huruf miring
1)
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah,
dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya: Majalah
Bahasa dan Kesusastraan
Buku Negarakertagama karangan Prapanca
Surat kabar Suara Karya
2) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok
kata.
Misalnya: Huruf pertama kata abad ialah a.
Bab ini tidak membicarakan
penulisan huruf kapital.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
Buatlah kalimat dengan berlepas
tangan.
3) Menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan
asing.
Misalnya: Politik devide et impera pernah merajalela di Indonesia.
Misalnya: Politik devide et impera pernah merajalela di Indonesia.
C.
Penulisan
Kata
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan
kata, yaitu :
a. Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang ditulis sebagai suatu kesatuan.
Misalnya : Dia teman baik saya.
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang ditulis sebagai suatu kesatuan.
Misalnya : Dia teman baik saya.
b. Kata Turunan (Kata berimbuhan)
Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan, yaitu :
Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan, yaitu :
1)
Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya : membaca, ketertiban, terdengar dan memasak.
Misalnya : membaca, ketertiban, terdengar dan memasak.
2)
Awalan dan akhran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti
atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata.
Misalnya : bertepuk tangan, sebar luaskan.
Misalnya : bertepuk tangan, sebar luaskan.
3)
Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan
dan akhiran, kata itu ditulis serangkai.
Misalnya : menandatangani,
keanekaragaman.
4)
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya : antarkota,subseksi, prakata.
Misalnya : antarkota,subseksi, prakata.
c. Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-). Jenis-jenis kata ulang yaitu :
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-). Jenis-jenis kata ulang yaitu :
1) Dwipurwa yaitu pengulangan suku
kata awal.
Misalnya :
laki → lelaki
Misalnya :
laki → lelaki
2)
Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan.
Misalnya :
rumah → rumah-rumah
Misalnya :
rumah → rumah-rumah
3) Dwilingga salin suara yaitu
pengulangan variasi fonem.
Misalnya :
sayur → sayur-mayur
Misalnya :
sayur → sayur-mayur
4)
Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat imbuhan.
Misalnya :
main → bermain-main
Misalnya :
main → bermain-main
d. Gabungan Kata
Gabungan kata lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus. Bagian-bagiannya pada umumnya ditulis terpisah.
Misalnya : mata kuliah, orang tua.
Gabungan kata lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus. Bagian-bagiannya pada umumnya ditulis terpisah.
Misalnya : mata kuliah, orang tua.
1)
Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang menimbulkan kemungkinan
salah baca saat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur
bersangkutan.
Misalnya : ibu-bapak, pandang-dengar.
Misalnya : ibu-bapak, pandang-dengar.
2)
Gabugan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis serangkai.
Misalnya : daripada, sekaligus, bagaimana, barangkali.
Misalnya : daripada, sekaligus, bagaimana, barangkali.
e. Kata Ganti (ku, mu, nya, kau)
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Sedangkan kata ganti ku,mu, nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya : kubaca, kaupinjam, bukuku, tasmu, sepatunya.
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Sedangkan kata ganti ku,mu, nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya : kubaca, kaupinjam, bukuku, tasmu, sepatunya.
f.
Kata Depan (di, ke, dari)
Kata depan di, ke, dan dari ditulis
terpisah dengan kata yang mengikutinya, kecuali pada gabungan kata yang
dianggap padu sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.
Misalnya : Jangan bermian di jalan.
Saya pergi ke kampung halaman.
Dewi baru pulang dari kampus.
Misalnya : Jangan bermian di jalan.
Saya pergi ke kampung halaman.
Dewi baru pulang dari kampus.
g. Kata Sandang (si dan sang)
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya : Nama si pengirim surat tidak jelas.
Anjing bermusuhan dengan sang kucing.
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya : Nama si pengirim surat tidak jelas.
Anjing bermusuhan dengan sang kucing.
h. Partikel
Partikel merupakan kata tugas yang mempunyai bentuk yang khusus, yaitu sangat ringkas atau kecil dengan mempunyai
fungsi-fungsi tertentu. Kaidah penulisan partikel sebagai berikut :
Partikel merupakan kata tugas yang mempunyai bentuk yang khusus, yaitu sangat ringkas atau kecil dengan mempunyai
fungsi-fungsi tertentu. Kaidah penulisan partikel sebagai berikut :
1)
Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya : Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang dipelajari minggu lalu?
Apakah gerangan salahku?
Misalnya : Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang dipelajari minggu lalu?
Apakah gerangan salahku?
2)
Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya kecuali yang
dianggap sudah menyatu.
Misalnya : Jika ayah pergi, ibu pun ikut pergi.
Misalnya : Jika ayah pergi, ibu pun ikut pergi.
3)
Partikel per yang berarti memulai, dari dan setiap. Partikel per ditulis
terpisah dengan bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.
Misalnya : Rapor siswa dilihat per semester.
Misalnya : Rapor siswa dilihat per semester.
D. Penulisan Singkatan dan Akronim
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,
1994:945) pengertian
singkatan adalah hasil menyingkat (memendekkan) yang berupa huruf
atau gabungan huruf (misalnya, DPR, KKN, yth.,dsb., dan hlm.).
Misalnya :
dll = dan lain-lain
yth = yang terhormat
yth = yang terhormat
Depdikbud
memberikan pengertian akronim yaitu : “Akronim ialah singkatan yang berupa penggabungan
huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret
kata yang diperlakukan sebagai kata”.
Misalnya :
SIM = Surat Izin Mengemudi
IKIP = Institut Keguruan dan Ilmu pendidikan
IKIP = Institut Keguruan dan Ilmu pendidikan
E. Penulisan Angka dan Lambang
Bilangan
Dalam bahasa Indonesia ada dua macam angka yang lazim digunakan , yaitu :
(1) Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan (2) Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X.
Lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut :
1) Bilangan utuh. Misalnya : 15 = lima belas
2) Bilangan pecahan. Misalnya : 3/4 = tiga perempat
3) Bilangan tingakt. Misalnya : Abad II = Abad ke-2
4) Kata bilagan yang mendapat akhiran –an.
Misalnya : tahun 50-an = lima puluhan
5) Angka yang mneyatakan bilagnan bulat yang besar dapat dieja sebagian supaya mudah dibaca.
Misalnya : Sekolah itu baru mendapat bantuan 210 juta rupiah.
6) Lambang bilangan letaknya pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Kalau perlu diupayakan supaya tidak diletakkan di awal kalimat dengan mengubah struktur kalimatnya dan maknanya sama.
Misalnya : Dua puluh lima siswa SMA tidak lulus. (benar)
55 siswa SMA tidak lulus. (salah)
7) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali beberapa dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau pemaparan.
Misalnya : Amir menonton pertunjukan itu selama dua kali.
Dalam bahasa Indonesia ada dua macam angka yang lazim digunakan , yaitu :
(1) Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan (2) Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X.
Lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut :
1) Bilangan utuh. Misalnya : 15 = lima belas
2) Bilangan pecahan. Misalnya : 3/4 = tiga perempat
3) Bilangan tingakt. Misalnya : Abad II = Abad ke-2
4) Kata bilagan yang mendapat akhiran –an.
Misalnya : tahun 50-an = lima puluhan
5) Angka yang mneyatakan bilagnan bulat yang besar dapat dieja sebagian supaya mudah dibaca.
Misalnya : Sekolah itu baru mendapat bantuan 210 juta rupiah.
6) Lambang bilangan letaknya pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Kalau perlu diupayakan supaya tidak diletakkan di awal kalimat dengan mengubah struktur kalimatnya dan maknanya sama.
Misalnya : Dua puluh lima siswa SMA tidak lulus. (benar)
55 siswa SMA tidak lulus. (salah)
7) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali beberapa dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau pemaparan.
Misalnya : Amir menonton pertunjukan itu selama dua kali.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Bahasa merupakan jantung dari
kehidupan ini karena tanpa bahasa kita tidak akan bisa berinteraksi dengan yang
lain. Maka dari itu kita sebagai warga negara Indonesia harus bisa menjaga
keaslian berbahasa Indonesia yang baik dan benar, karena dipandangnya suatu
bangsa itu tidak lepas dari bagaimana kita menggunakan bahasa yang dapat
dipahami atau mudah dimengerti.
Ejaan sangat mempengaruhi
perkembangan Bangsa Indonesia. Ejaan yang meliputi penulisan huruf, penulisan kata,
termasuk singkatan, akronim,angka, serta lambang bilangan.
Dengan
adanya ejaan tersebut tentu membantu kita dalam hal penulisan agar penyampaian informasi dapat diterima dengan
baik dan benar oleh para pembaca. Dengan memperhatikan pedoman umum
tersebut hendaknya kita dapat berbahasa
dan menulis bahasa Indonesia dengan baik
dan benar.
B.
Saran
Sudah menjadi kewajiban kita sebagai
kaum pelajar untuk selalu mengingatkan kepada masyarakat guna dapat menggunakan
kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Karena bagaimanapun bahasa
memiliki peran penting dalam proses pembangunan karakter masyarakat dalam
bangsa ini. Dengan mempelajari ejaan maka proses pembelajaran, pemahaman, dan
penulisan bahasa Indonesia akan menjadi lebih mudah. Untuk itu pelajarilah tata
cara penulisan ejaan dengan sungguh-sungguh agar dapat dimengerti.
DAFTAR
PUSTAKA
http://sharingmahasiswa.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-ejaan-kata-dan-unsur-serapan.html
http://makalahebi2016.blogspot.co.id/2016/11/makalah-ejaan-bahasa-indonesia.html
http://berbagimw7.blogspot.co.id/2014/04/skripsi-akronim-dan-singkatan.html
http://knowledgeisfreee.blogspot.co.id/2015/10/pengertian-ejaan-dalam-bahasa-indonesia.html
SOAL KUIS
1. Pemakaian
huruf kapital yang benar terdapat pada kalimat…
a. Deva
akan berangkat ke Medan pada Bulan Januari.
b. Di
desa itu terdapat banyak Suku Batak.
c. Pegunungan
yang membentang di daratan Sumatera itu bernama Bukit Barisan.
d. Semua
warga bergembira menyambut Hari Lebaran.
e. Kita
harus menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Berikut
merupakan pemakaian huruf miring yang benar, kecuali…
a. Menuliskan
nama ilmiah
b. Menuliskan
ungkapan asing
c. Menuliskan
nama atau judul buku yang diikuti dalam karangan
d. Nama
instansi atau lembaga
e. Menegaskan
bagian kata dari sebuah kalimat
3. Penulisan
kata depan di- yang sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia adalah…
a. Sayur
itu di cuci memakai sabun agar bersih.
b. Tadi
sore kakek dibawa ke rumah sakit.
c. Letakkan
buku itu diatas meja.
d. Kain
itu di jual per meter.
e. Kerupuk
itu sedang di jemur.
4. Penulisan
kata bilangan yang benar terdapat pada kalimat…
a. Dua
ratus empat puluh orang tamu diundang dalam pertemuan itu.
b. Dewi
membaca novel itu sampai empat kali.
c. 14
orang tewas dalam kecelakaan itu.
d. Perusahaan
itu mencari 10 (sepuluh) pegawai baru.
e. Untuk
membeli keperluan itu, kami harus menyiapkan uang 1000 an.
5. Kata
berikut ini yang termasuk akronim adalah…
a. GBHN e. DPR
b. PGRI
c. ABRI
d. KTP
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar