Selasa, 25 April 2023

Latihan Soal dan Jawaban Mata Kuliah Pedagogik (S2 Pendidikan Dasar)

 

Pertemuan IX

Kajian tentang empirik pendidikan dalam latar peristiwa:

Pendidikan menjadi kunci utama keberhasilan suatu bangsa, untuk menghantarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakatnya. Pendidikan sangatlah penting demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Masyarakat yang hidup di pedalaman tentunya berbeda kualitas pendidikannya jika dibandingkan dengan masyarakat yang hidup di perkotaan yang sarat dengan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai

 

A.   Kajian empirik pendidikan pada masyarakat tradisional,

Masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang memelihara, menjaga, dan mempertahankan tradisi, adat-istiadat, sistem nilai, sistem norma, dan bahkan sistem kebudayaan yang diwariskan oleh generasi pendahulunya (Jamaludin, 2015:300).

Adapun pola pendidikan masyarakat tradisional:

1)    anak-anak sekolah biasasanya dalam wilayah geografis tertentu (dipedesaan)

2)    anak dimasukkan ke kelas dan kemudia dibedakan berdasarkan umurnya

3)    sistem kenaikan kelas di setiap tahun

4)    prinsip sekolah otoritarian

5)    guru sebagai penentu kebijakan dalam mengajar di kelas

6)    kurikulum berpusat pada subjek-subjek akademik

7)    guru berbicara dan siswa hanya menyimak tanpa ikut berperan aktif

 

contoh pendidikan masyarakat tradisional

pendidikan sekolah dimulai sejak masa hindu, kerajaan, penyebaran islam, kolonial belanda, jepang, dan era merdeka hinga sekarang. Konsep sekolah pendidikan tradisional berbentuk pesantren, yaitu pendidikan lebih diarahkan pada pembentukan karakter dan semangat perjuangan kemerdekaan.

1)    sekolah muhammadiyah

2)    pondok pesantren

3)    tri koro dharmo (organisasi)

4)    sekolah rimba (sekolah pedalaman)

 

B.    Kajian empirik pendidikan pada masyarakat modern,

pendidikan nasional pada masyarakat modern dapat ditinjau dari perubahan kurikulum. Berdasarkan kurikulum ini tampak mulai 1984 melalui Kurikulum CBSA pendidikan modern sangat terasa, hingga terus disempurnakan dari masa ke masa hingga terakhir Kurikulum 2013 dan sekarang ini dalam rancangan Kurikulum Merdeka Belajar. Bentuk-bentuk empiris pendidikan modern yang ada di antaranya adalah sekolah berbasis montessori, sekolah alam dan sekolah Islam terpadu.

1.     Sekolah muhammadiyah

2.     Perubahan kurikulum

3.     Sekolah formal dan alam

4.     Berkembangannya sejolah islam terpadu

 

C.    Kajian empirik pendidikan pada masyarakat era globalisasi,

Adapun pendidikan masyarakat modern:

1)    Pendidikan internasional, Sekolah bilingual standar internasional (teknologi)

2)    Massive open online course (MOOCS), (Cara belajar-mengajar baru yang terpusat pada mahasiswa dan menggunakan teknologi )

3)    Blended Learning, (kombinasi tahapan belajar tatap muka, offline, dan online)

 

 

Pertemuan X

Kajian empirik tentang pranata pendidikan dalam latar budaya dan organisasi:

A.   Kajian empirik terhadap pendidikan keluarga dari latar budaya tertentu,

Keluarga merupakan wadah bagi anak dalam proses belajarnya untuk mengembangkan dan membentuk diri dalam fungsi sosialnya. Di samping itu keluarga merupakan tempat belajar bagi anak dalam segala sikap untuk berbakti kepada Tuhan sebagai perwujudan nilai hidup yang tertinggi.

B.    Kajian empirik terhadap pendidikan sekolah dari latar mazhab tertentu,

Pendidikan di sekolah merupakan proses pembelajaran yang merupakan serangkaian kegiatan yang memungkinkan terjadinya perubahan struktur atau pola tingkah laku seseorang dalam kemampuan kognitif, afektif, dan keterampilan yang selaras, seimbang dan bersama-sama turut serta meningkatkan kesejahteraan sosial.

C.    Kajian empirik terhadap pendidikan masyarakat dari latar budaya dan organisasi

Interaksi masyarakat tidak terlepas dari kebudayaan. Hubungan antara individu itu bukan sepihak melainkan timbal balik. Kebudayaan mempengaruhi individu dengan berbagai cara akan tetapi individu juga mempengaruhi kebudayaan sehingga terjadi perubahan sosial. Kebudayaan dapat dipandang sebagai cara-cara mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.

 

Pertemuan XI

Perspektif Pedagogik tentang landasan menejemen pendidikan:

A.   Kajian terhadap menejemen pendidikan berorientasi pada tujuan,

Sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang tujuan pendidikan nasional, yaitu ada lima elemen sebagai bagian dari tujuan pendidikan dalam pembelajaran oleh guru.

1.     Misi: pembelajaran guru harus menentukan misi/harapan dan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran

2.     Latar belakang: dalam menyampaikan pembelajaran guru haru memiliki latar belakang alasan yang jelas mengapa diperlukan misi dan tujuan yang hendak di capai.

3.     Skenario: untuk melaksanakan misi, maka guru perlu menyusun strategi yang cocok dalam melaksakan misi yang direncanakan.

4.     Sumber daya: guru haru menyiapkan sumber daya (peserta didik) yang kompeten atau memiliki kemampuan yang baik untuk memenuhi skenario.

5.     Umpan balik: ketika melaksanakan elemen sebelumnya guru juga haru memberikan umpan balik (respon) jika terdapat kesulitan/kejanggalan siswa di dalam pembelajaran.

 

B.    Kajian terhadap menejemen pendidikan berbasis pada proses,

Manajemen ini menekankan pada administrasi, yaitu:

1.     Planning = Guru merencanakan strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai kebutuhan dan kondisi siswa di kelas

2.     Organizing = Guru mengorganisasikan kelas dalam beberapa jabatan dan membagikan tugas masing2 jabatan di kelas sebagai seseorang yang berkinerja tugas dikelas.

3.     Staffing = Guru membentuk perangkat kelas

4.     Directing = Guru sebagai pengarah kepada peserta didik

5.     Coordinating = Guru mengayomi kelas untuk bertindak dengan prinsip kerja sama

6.     Reporting = Adanya laporan kelas dari hasil kerja sama, sebagai bahan evaluasi guru dikelas.

7.     Budgeting = Secara pedagogik tidak terlalu berpengaruh, namun fungsi disini adalah mengenai pemenejemenan keuangan dikelas.

 

C.    Kajian terhadap menejemen pendidikan beroreintasi pada hasil,

Manajemen pendidikan berorientasi pada hasil (Outcome-base education - OBE) di definisikan oleh Darvis (2003) OBE merupakakn pendekatan dalam pendidikan dimana keputusan mengenai kurikulum dibuat berdasarkan hasil pembelajaran yang harus ditemapilkan oleh siswa pada kahir proses pembelajaran. Metode OBE merupakan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memiliki fokus dalam mengatur performansi siswa secara empiris. Penekanan pada sistem OBE lebih dapat pengukuran hasil dan bukan pada input sepeti berapa banyak jam yang dihabiskan siswa dalam kelas, atau buku teks apa yang disediakan.

Cara mengukur prestasi belajar siswa Menurut Suharsimi Arikunto  dalam bukunya Evaluasi Pendidikan (1986:26) menyebutkan “Tes dibedakan menjadi tiga macam yaitu diagonistik, formatif, dan sumatif”.

1.     Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk menentukan kelemahan dan lebihan siswa dengan melihat gejala-gejalanya sehingga diketahui kelemehan dan kelebihan tersebut pada siswa dapat diberikan perlakuan yang tepat.

2.     Tes formatif adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memahami suatu satuan pelajaran tertentu. Tes ini diberikan sebagai usaha memperbaiki proses belajar.

3.     Tes sumatif dapat digunakan pada ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada akhir semester. Dari tes sumatif inilah prestasi belajar siswa diketahui. Dalam penelitian ini evaluasi yang digunakan adalah evaluasi belajar siswa di sekolah yang dilaksanakan oleh guru untuk mengetahui prestasi belajari siswa secara kompleks.

 

D.   Kajian terhadap menejemen pendidikan berbasis pada TQM (Total Quality Management).

1.     Ada 4 alasan untuk menerapkan TQM

a.     Para pendidik harus bertanggung jawab terhadap kewajiban mereka karena para pendidik merupakan faktor itama bagi peningkatan sekolah

b.     Pendidikan membutuhkan proses pemecahan masalah yang peka dan fokus pada identifikasi dan penyelesaian penyebab utama yang menyebabkan timbulnya masalah tersebut

c.     Organisasi sekolah harus menjadi model organisasi belajar semua organisasi

d.    Melalu TQM orang-orang dapat  menemukan bahwa sistem pendidikan yang ada saat ini tidak berjalan dengan baik dan TQM sebagai solusinya.

2.     Sintaks dalam mengimplementasi TQM

a.     Kepemimpinan dan komitmen terhadap mutu harus datang dari atas

b.     Menggembirakan pelanggan adalah tujuan TQM

c.     Menunjukkan fasilitator mutu

d.    Membentuk kelompok pengendali mutu

e.     Menunjukkan kordinator mutu

f.      Mengadakan seminar manajemen senior untuk mengevaluasi program

g.     Menganalisa dan mendiagnosa situasi yang ada

h.    Menggunakan contoh yang sudah berkembangan di tempat lain

i.      Memperkerjakan konsultan eksternal

j.      Memprakarsai pelatihan mutu bagi para staf

k.      Mengomunikasi pesan mutu

l.      Mengaplikasi alat dan teknik untuk melalui pengembangan kelompok kerja yang efektif

m.   Mengevaluasi program dalam interval yang teratur.

 

 

E.    Kajian terhadap manajemen pendidikan berorientasi pada tujuan

1.     Pengertian

a.     Goal Based Objektif (GBO) adalah konsep untuk mengajarkan serangkai keterampilan melalu proses penyelesaian tugas atau pencapai sasaran/tujuan.

b.     Landasannya behavioristik; bahwa manusia belajar dari pengalaman dan kesalahan.

2.     Implementasi dalam kurikulum

a.     Indonesia menggunakan GBO pada kurikulum 1975

b.     Pelaksanaan menggunakan prosedur pengembangan sistem instruksional

c.     Tujuan pembelajaran yang diturunkan dari tujuan pendidikan nasiona = tujuan institusional = tujuan instruksional umum = tujuan instruksional khusus.

F.     Kajian terhadap Manajemen pendidikan berorientasi pada proses

1.     Konsep: penekanan pada proses sehingga agak lemah dalam isi pelajaran

2.     Landasan: aliran humanistik yang memandang siswa sebagai individu yang dapat dan mau menjelah, mencari, dan meneliti secara mandiri.

3.     Tujuan: memberikan pengalaman pembelajaran melalu proses mengamati, menanya, mencoba, mengulah dan mengkomunikasi.

4.     Implementasi: Kurikulum 1984 termasuk yang berorientasi pada proses ditandai dengan pendekatan keterampilan proses dan strategi cara belajar siswa aktif kurikulum 2013 menamkannya dengan istilah pendekatan saintifik.

5.     Pelaksanaan kurikulum berdasarkan standari proses sesuai permendikbud No. 22/2016

6.     Pendidikan tinggi: pelaksanaannya berdasarkan permendikbud No.49?2014

 

G.   Kajian terhadap menejemen pendidikan berbasis pada TQM (Total Quality Management).

Dikembangkan oleh Davis (2003) dengan istilah Outcome Based Education (OBE) Konsep, kurikulum disusun berdasarkan hasil permbelajaran yang harus dicapai siswa pada akhir proses berupa performansi empiris Kurikulum 2004, 2006, dan 2013 menggunakan pendekatan OBE yang ditandai dengan penyebutan tujuan pembelajaran dengan kompetensi.

Dasar hukum pelaksanaan adalah permendikbud No. 20/2016 (SKL) dan Permendibud No. 24/2016 (KI dan KD).

1.     Pengertian TQM : pendekatan manajemen yang berfokus pada peningkatan kualitas pelayanan yang melibatkan seluruh sumber daya organisasi

2.     Sintak TQM: 1) penyusunan profil sekolah, 2) evaluasi diri, 3) klasifikasi kebutuhan sekolah, 4) menyusun program, 5)monitoring dan evaluasi.

3.     Instrumen: 1) curah pendapat, 2) analisis SWOT, 3) analisis tulang ikan, 4) Benchmarking.

4.     Implementasi: Indonesia mendorong TQM dalam manajemen sekolah dengan sebutan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) sesuai UU. No20/2003

 

Pertemuan XII

A.   Perspektif Pedagogik tentang evaluasi pendidikan:

Evaluasi pendidikan merupakan penilaian dalam pendidikan yang mencakup suatu proses sistematis dan berkelanjutan dalam mengumpulkan data dan menganalisis data yang diwujudkakn dalam informasi capaian hasil guna untuk membuat keputusan dan merumuskan program selanjutnya.

B.    Kajian tentang tujuan dan makna evaluasi pendidikan,

1.     Tujuan : untuk mengukur dan menilai suatu proses pendidikan apakah sudah tercapai atau belum. Ketercapaian itu akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.

2.     Makna bagi siswa: dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan mengikuti pembelajaran

Makna bagi guru: dapat mengetahui kesesuai materi dan metode pembelajaran yang diberikan

Makna bagi sekolah: dapat mengetahui apakah kondisi belajar yang ciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum.

C.    Kajian tentang materi esensial dalam evaluasi pendidikan,

1.     Subjek evaluasi: evaluator

2.     Sasaran evaluasi:

Input: siswa ( kemampuan, kepribadian, sikap, intelegensi)

Tranformasi: kurikulum/materi, metode, media. Sarana, dan guru.

Output : lulusan yang baik.

D.   Kajian tentang ragam dan langkah-langkah evaluasi pendidikan

Ragam/Model Evaluasi Pembelajaran: model evaluasi sumatif dan formatif, measurement model, congruence model, educationa sistem evaluasi model, model bebas, CIPP, EKOP.

1.     langkah perencanaan: tujuan evaluasi, model, instrumen.

2.     Langkah pengumpulan data: alat dan bahan

3.     Langkah penelitian data: verifikasi

4.     Langkah pengolahan data

5.     Langkah penafsiran data: memaknai data

6.     Langkah meningkatkan daya serap peserta didik: tujuan instruksional, kebutuhan siswa, keberhasilan

7.     Laporan hasil penelitian

Alat: tes, kuisioner, survei, daftar ceklis, wawancara, observasi, kelompok fokus.

 

E.    Kajian tentang hasil evaluasi dan pengembangannya

Hasil evaluasi adalah rekomendasi dari evaluator untuk pengambilan keputusan.

1.     Menghentikan program

Program yang dilakukan dirasakan sudah jelas gambarannya sehingga penelitian bisa dihentikan.

2.     Merevisi program

Adanya perbaikan dalam program evaluasi pendidikan seperti alat dan bahan yang digunakan  kurang optimal sehingga tidak berjalan dengan baik

3.     Melanjutkan program

Program evaluasi yang dilakukan sebelumnya kurang optimal dan perlu merevisinya sehingga perlu waktu yang panjang dalam melaksanakan program kembali

4.     Menyebarkan program

Penyebaran program dilakukan apabila program tersebut berhasil dilakukan, maka program tersebut dapat sebarkan dan dilaksanakan di kelas lain.

Guru perlu mempelajari evaluasi program karena dua alasan, pertama, evaluasi program memberikan umpan balik tentang hasil kerjanya, sehingga berdasarkan itu ia dapat memperbaiki unjuk kerjanya; kedua, evaluasi program merupakan bentuk pertanggungjawaban guru atas tugas yang dibebankan oleh sekolah dan masyarakat kepadanya.

 

Pertemuan XIII

A.   Kajian tentang Research and Development pendidikan:

Sukmadinata (2008:190),mengemukakan penelitian dan pengembangan merupakan pendekatan penelitian untuk menghasilkan produk baru ataumenyempurnakan produk yang telah ada. Produk yangdihasilkan bisa berbentuk software, ataupun hardware seperti buku, modul, paket, program pembelajaran ataupun alat bantu belajar.

B.    Kajian tentang penelitian pendidikan secara kualitatif, (fenomenologis, etnografis, antropologis, dll)

1.     Fenomenologis yaitu suatu studi yang mencoba mencari arti dari pengalaman dalam kehidupan berdasarkan himpunan data yang berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian sikap, penilaian, dan pemberian makna terhadap situasi/pengalaman dalam kehidupan.

2.     Etnografis yaitu suatu analisis deskriptif yang menggambarkan dan menginterpretasikan budaya, kelompok sosial atau system.

3.     Historis yaitu meneliti peristiwa2 yang telah berlalu

4.     Studi kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan terhadap kesatuan sistem. Seperti program, kegiatan, peristiwa, sekelompok yang terikat tempat, waktu, ikatan tertentu

C.    Kajian tentang penelitian pendidikan secara kuantitatif, (deskriptif, kuasi eksperimen, eksperimen, dll)

1.     Pre-experimental design yaitu penelitian eksperimen yang belum dilakukan dengan sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang berpengaruh kepada variabel terikat.

2.     Quasi experimental design yaitu penelitian eksperimen yang dikembangkan karena adanya kesulitan dalam mendapatkan kelompok kontrol yang dapat berfungsi sepenuhnya di dalam mengontrol variabel-variabel luar yang dapat mempengaruhi eksperimen.

3.     True experimental design yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dengan mengontrol semua variabel luar yang dapat mempengaruhi kegiatan eksperimen.

4.     Factorial experimental design yaitu penelitian eksperimen yang dikembangkan dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan terhadap hasil

D.   Kajian tentang penelitian pendidikan dalam tindakan, (tindakan kelas)

PTK merupakan suatu penelitian yang dilakukan untuk memecahkan masalah dikelas. dimana peneliti bisa bertindak sebagai pengamat dan sekaligus sebagai pengajar sehingga PTK harus menghasilkan satu strategi inovatif untuk memecahkan masalah dan meningkatkan motivasi serta kemampuan siswa.

Proses PTK ada 7 langkah (1) Mengidentifikasikan masalah, (2) Memilih strategi alternative, (3) Menyusun scenario pembelajaranberdasarkan strategi yang dipilih, (4) Berlatih scenario pembelajaran, (5) Menentukan kreteria keberhasilan, (6) Menerapkan skenario yang sudah disiapkan dengan baik, (7) Mengamati, (8) Refleksi Kajian tentang penelitian kebijakan pendidikan,

 

E.    Kajian tentang penelitian kebijakan pendidikan,

Implementasi kebijakan pendidikan adalah interaksi yang membingungkan dan kompleks. Pendekatan Implementasi Kebijakan Pendidikan; Metodologi hirarkis, tepatnya metodologi pengurangan pilihan strategi yang unik atau berskala besar ke dalam kegiatan konkrit atau miniatur. Perspektif granular, tepatnya metodologi yang berasal dari bawah (wilayah lokal), bergantung pada interaksi tatanan yang dimulai dari meneruskan keinginan lapisan bawah masyarakat, sebagai ajakan atau backing.

Ada dua model implementasi kebijakan pendidikan yang ampuh, yaitu model langsung dan model intuitif (Baedhowi, 2004: 47). Model langsung dalam pelaksanaan strategi merupakan tahapan dinamis yang signifikan, sedangkan tahapan pelaksanaan pendekatan secara teratur cukup menonjol untuk diperhatikan karena dipandang sebagai kewajiban dari pertemuan yang berbeda. Sementara itu, model pelaksanaan strategi yang cerdas dipandang sebagai siklus yang unik, dengan alasan bahwa setiap pertemuan yang terlibat dengan pelaksanaan strategi dapat mengusulkan perubahan dalam berbagai tahap pelaksanaan

 

 

Pertemuan XIV

Kajian tentang implikasi landasan pedagogik terhadap pengembangan teori dan praktek pendidikan di Indonesia dan dunia:

A.   Implikasi landasan pedagogik terhadap pengembangan teori pendidikan di sekolah, keluarga dan masyarakat,

1.     Sekolah

Pedagogik atau ilmu mendidik anak berimplikasi terhadap berbagai pengembangan teori dalam pendidikan di sekolah. Misalkan dalam suatu penyususnan kurikulum ketika proses penyusunan tersebut tentunya melalui analisis yang dalam terhadap kondisi tiap satuan pendidikan di suatu daerah. Karena agar sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing2 anak dalam suatu daerah tersebut, dengan memperhatikan beberapa komponen. Maka, hal ini membuktikan bahwa implikasi dari pedagogik  terhadap teori pendidikan di sekolah telah memiliki hubungan kesalingan yang baik.

Sekolah memang sebuah lembaga formal, akan tetapi dibalik keformalitasannya tersebut jangan sampai mengurangi makna pendidikan yakni membantu anak menuju kedewasaan. Dan tidak melenceng dari tujuan pendidikan yakni memanusiakan manusia.

2.     Keluarga

Pedagogik merupakan ilmu mendidik anak, hal ini telah menunjukan bahwa pedagogik berimplikasi terhadap suatu teori pendidikan anak di dalam keluarga. Keluarga memiliki fungsi, tujuan, juga peran dalam upaya mendidik anak dalam hal ini ialah orang tua yang memiliki kewajiban mendidik dan membimbing anak dari buaian sampai liang lahat. Dalam menjalankan bimbingannya orang tua seyogianya memilki dasar atau pengetahuan perihal anak, dari karakteristik anak sampai dengan metode pembelajaran apa yang tepat dan dalam mengupayakan hal ini maka diperlukannya suatu teori-teori sebagai dasar atau landasan dalam pengaplikasiannya.

3.     Masyarakat

implikasi dari pedagogik terhadap perkembangan teori di masyarakat ialah, ketika dalam suatu masyarakat tersebut meyakini suatu teori yang dijadikan dasar dalam mendidik dan ketika dalam memberikan bimbingan tidak sejalan teori yang dianutnya maka langkah berikutnya ialah memikirkan teori-teori berikutnya.

 

 

B.    Implikasi landasan pedagogik terhadap praktek pendidikan di sekolah, keluarga dan masyarakat

Penerapan dilingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat tentunya akan memiliki dasar atau sistem teori yang berbeda. Karena lingkungan tersebut berbeda, tentunya memiliki karakteristik yang berbeda dan pada aspek lainnya juga berbeda. Oleh sebab itu pentingnya kita memahami akan karakteristik lingkungan pendidikan. Hal ini merupakan salah satu kajian daripada pedagodik, dengan memahami berbagai macam karakteristik lingkungan berimplikasi terhadap praktik pendidikan yang selaras, serasi, dan sesuai dengan tujuan pendidikan. Agar kelak manusia yang terdidik akan menjadi manusia yang bermoral dan berakhlakul karimah.

 

C.    Implikasi landasan pedagogik terhadap landasan pendidikan keguruan dan tenaga kependidikan secara nasional dan internasional.

1.     Nasional

Seharusnya landasan pendidikan keguruan dan tenaga kependidikan secara nasional diharapkan dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap pelaksanaan program pendidikan guru dan tenaga kependidikan dengan kriteria kelulusannya mampu melaksanakan tugas-tugas keguruan di dalam konteks pendidikan (tugas professional, kemanusiaan dan civic).

Misalnya ada beberapa guru terlambat datang ke sekolah, berpakain yang berlebihan, kurang kreatif dan inovasi terhadap model/metode pembelajaran yang dilaksanakan.

2.     Internasional

maju atau tidaknya suatu pendidikan tentunya adanya korrdinasi yang baik antar berbagai aspek. Guru atau tenaga kependidikan merupakan komponen penting dalam kemajuan pendidikan. Misalkan ; Guru-guru di Finlandia untuk sekolah dasar harus sudah bersertifikasi S2 (Magister). Sedangkan di Indonesia, masih S1 bahkan ada yang latar belakang pendidikannya tidak sesuai dengan pendidikan di sekolah dasar. Finlandia mungkin saat ini pendidikan masih nomer satu di dunia, namun penulis menganalisa juga bahwa Finlandia hanya memiliki warga seikitar 5 juta jiwa mendiami lebih dari 330.000 km2, sehingga sekolah dibebaskan biaya. Dengan kondisi seperti ini juga akan mempengaruhi akan kemajuan pendidikan. Namun , hal terpenting saat ini yang saharusnya dilakukan ialah dengan mengoptimalkan keprofesionalan guru dalam mendidik meskipun dengan segala keterbatasan.